Quipperian, pernahkah kamu berpikir bahwa di masa depan nanti, kamu akan mengalami fase berpindah pekerjaan ke bidang yang berbeda? Perpindahan ini merupakan hal yang wajar, karena sejatinya perubahan zaman senantiasa terjadi dan kita dituntut untuk terus beradaptasi.
Statistik memperlihatkan secara rata-rata, seseorang bisa menjalani setidaknya 8 jenis pekerjaan berbeda sejak lulus dari pendidikannya hingga pensiun atau meninggal dunia. Artinya, pekerjaan yang pertama kali digeluti hingga pekerjaan terakhirnya bisa jadi sangat berbeda.
“Seringkali manusia tidak bisa adaptasi dengan perbedaan atau perkembangan,” ungkap Rektor Calvin Institute of Technology Pdt. David Tong, Ph.D. melalui sebuah wawancara dalam program “In Conversation with” yang tayang di channel YouTube Reformed21 TV. Apalagi menurutnya, sebagian besar kurikulum pendidikan hanya mempersiapkan lulusannya memiliki skill dalam bidang tertentu saja dan hanya mengarahkan manusia untuk bekerja.
Padahal, jika pendidikan hanya menyiapkan seseorang untuk bekerja, maka orang tersebut akan sulit beradaptasi dengan perubahan zaman. Oleh karena itu Quipperian, perlu sebuah terobosan kurikulum yang dapat mencetak mahasiswa dengan wawasan yang lebih luas dan ‘tahan banting’ menghadapi perubahan zaman. Yuk, kenalan dengan Liberal Arts Curriculum yang dapat mewujudkan hal tersebut!
Apa Itu Liberal Arts Curriculum?
Konsep Liberal Arts sejatinya telah ada sejak ribuan tahun lalu. Pdt. David Tong menjelaskan, Liberal Arts adalah sesuatu yang sudah dikembangkan sekitar 2.000-2.500 tahun yang lalu. “Diadaptasi oleh kekristenan pada abad 12 saat akan mendirikan universitas,” ungkapnya.
Dalam tradisi Yunani-Romawi (Greco-Roman tradition), pendidikan Artes Liberales (bahasa Latin, Artes artinya keterampilan dan Liberales artinya bebas) merupakan pendidikan yang ditujukan bagi seseorang yang bebas (a free person), yang bersiap untuk menghadapi kehidupan. Karena, seseorang yang bebas dapat menjadi pemimpin dan berkontribusi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, mereka perlu diperkaya dengan pendidikan karakter dan pengetahuan intelektual. Model pembelajaran semacam ini kemudian diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh gereja di Abad Pertengahan.
Dalam konteks saat ini, Liberal Arts Curriculum adalah sebuah kurikulum yang menitikberatkan pada pembentukan wawasan yang luas. Oleh karena itu, selain mendalami bidangnya, peserta didik akan mempelajari berbagai hal lainnya yang akan mempengaruhi kehidupan seperti literatur, seni, musik, retorika, logika, filsafat, sejarah, dan teologi.
Secara lebih spesifik, Calvin Institute of Technology menerapkan Reformed Liberal Arts Curriculum (RLAC), yang merupakan pengembangan dari konsep Liberal Arts Curriculum. Sebagai kampus dengan latar belakang kristen, melalui kurikulum ini Calvin Institute of Technology mencoba menerapkan Liberal Arts Curriculum dengan menyiapkan anak-anak Tuhan untuk berkarya bagi bangsa dan dunia demi kemuliaan Tuhan. Jadi, RLAC menekankan keberagaman disiplin ilmu (multidisipliner), keterkaitannya satu sama lain (interdisipliner), dan, terutama, menaklukan semua itu di bawah supremasi Kristus.
Tujuan Liberal Arts Curriculum
Luasnya wawasan yang diperoleh melalui Liberal Arts Curriculum diyakini akan dapat membangkitkan minat belajar yang tak pernah habis. Tentu hal ini bermanfaat sekali ya Quipperian? Karena sejatinya, dunia terus mengalami perubahan. Artinya, keterampilan yang kita pelajari saat ini mungkin akan usang dalam beberapa tahun saja.
Nah, kurikulum Liberal Arts akan mengasah kemampuan pemecahan masalah yang kompleks. Bukan cuma itu, kurikulum ini juga melatih kebiasaan berpikir kritis, kreatif, komprehensif, dan dengan penilaian serta penalaran yang tepat.
Ada fakta menarik yang perlu kamu ketahui yakni beberapa tokoh dunia pernah mengenyam pendidikan dengan konsep Liberal Arts dan mencetak kesuksesan di perusahaan yang mereka pimpin. Salah satunya adalah Pendiri dan Ex-CEO Apple yakni Steve Jobs, yang mengatribusikan pendidikan Liberal Arts sebagai kunci mengapa produk-produk Apple dapat menarik minat banyak orang. Kemudian ada Carly Fiorina, Ex-CEO dari Hewlett Packard (HP) yang mengakui bahwa pendidikan Liberal Arts membuatnya lebih siap dalam menghadapi revolusi teknologi.
Hal-hal yang Dipelajari Melalui Reformed Liberal Arts Curriculum (RLAC)
Reformed Liberal Arts Curriculum (RLAC) menjadi bagian integral dari kurikulum di Calvin Institute of Technology, dengan jumlah 51 SKS, atau lebih dari 35% dari total SKS yang ada di setiap program studi. RLAC terdiri dari empat pembagian inti yakni:
- Pembentukan Worldview (Teologi, Filsafat, Sejarah, Studi Interdisipliner)
- Kompetensi Dasar (Retorika, Logika, Kesehatan dan Kebugaran, Penatalayanan)
- Masyarakat dan Kebudayaan (Seni/Musik, Literatur, Sosial)
- Pemikiran Konseptual (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
Hal yang paling spesial dari kurikulum ini adalah, kampus berusaha mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki cara pandang dan pola pikir yang sesuai dengan Tuhan (to think after God’s thought), agar terhindar dari cara berpikir otonom yang lepas dari Tuhan.
Dengan demikian, lulusan Calvin Institute of Technology akan dipersiapkan menjadi seorang penatalayan (steward). Seorang steward akan menjalankan panggilan hatinya untuk menjadi agen penebusan Tuhan di dalam segala aspek kehidupan, baik di keluarga, pekerjaan, masyarakat, dan dimanapun mereka ditempatkan untuk menyatakan kemuliaan Allah.
Pdt. David Tong menjelaskan, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa anak mereka adalah sosok yang terus berhubungan dengan Tuhan. “Maka the best education bukanlah bidang ini atau bidang itu. The best education bagi anak-anak kita adalah bagaimana dia bisa menjawab panggilan Tuhan atas hidupnya itu sendiri,” katanya.
Baca juga: Belajar Teknik Sipil Lebih Mendalam di Prodi Structural and Geotechnical Engineering
Nah, Quipperian, bagaimana apakah kamu sudah siap menghadapi tantangan perubahan zaman sekaligus menjawab panggilan Tuhan? Pertimbangkan Calvin Institute of Technology sebagai kampus tujuanmu ya! Klik tombol Profil Lengkap Kampus di bawah ini untuk cari tahu lebih jauh tentang kampus yang satu ini.
Informasi lainnya, saat ini Calvin Institute of Technology menyediakan Beasiswa Nilai UTBK – Kuliah 1 Rupiah. Sesuai namanya, Quipperian berkesempatan untuk kuliah hingga Satu Rupiah/per bulan!
Beasiswa tersebut mencakup biaya pendidikan sampai dengan maksimal 8 semester dan biaya dormitory (tempat tinggal dan makan) untuk 1 tahun pertama. Beasiswa ini berlaku untuk semua 6 program studi STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) di CIT.
Beasiswa terbuka bagi seluruh peserta UTBK pada tahun 2019, 2020 (gap year) dan 2021. So, kamu bisa kuliah tanpa tes, tanpa biaya pendaftaran, dan tanpa ikatan dinas. Jadi jangan sampai terlewatkan ya!
Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com
