Home » Quipper Campus » Campus Life » 5 Tempat  yang Wajib Dikunjungi oleh Mahasiswa Universitas Khairun

5 Tempat  yang Wajib Dikunjungi oleh Mahasiswa Universitas Khairun

Bagi Quipperian yang akan berkuliah di Unkhair bersiap-siaplah dipuaskan dengan pemandangan yang memanjakan mata. Ternate tidak hanya menyimpan pesona pemandangan alam yang sangat cantik tetapi juga banyak tempat-tempat bersejarah yang bisa Quipperian temui di Ibu Kota Ternate. Quipperian yang mungkin sudah cukup jenuh dengan seabrek-abrek tugas kuliah, dapat menyegarkan diri kembali dengan banyak tempat bagus yang bisa Quipperian jelajahi.

Ternate memiliki sejarah panjang dalam melawan penjajahan di tanah Ternate. Tidak mengherankan, jika di Ternate terdapat peninggalan-peninggalan sejarah yang masih ada dan terjaga keberadaannya. Berikut adalah beberapa benteng peninggalan sejarah di Ternate Quipperian.

Benteng Oranje

Salah satu contoh peninggalan Bangsa Belanda adalah Benteng Oranje. Awalnya, benteng ini dinamakan sebagai Benteng Melayu karena benteng ini adalah bekas dari benteng tua milik Portugis yang dihuni oleh orang melayu. Kemudian Belanda datang dan membangun kembali Benteng Melayu dan berganti nama menjadi Benteng Oranje.

Didirikan pada tanggal 26 Mei 1607 pada masa pemerintahan Sultan Mudaffar dan dibangun oleh Cornelis Matclief de Jonge. Benteng peninggalan Belanda ini berada di pusat Kota Ternate tepatnya di Kelurahan Gamalama di Jalan Hasan Boesoeri. Jadi, Quipperian tidak perlu susah-susah untuk datang ke sini.

Benteng Kalamata

Benteng Kalamata di bangun pada tahun 1540. Tujuan benteng ini adalah untuk melindungi Pulau Ternate agar tidak diambil alih oleh Spanyol. Mengenai siapa yang membangun benteng ini sendiri ada dua versi. Ada yang menyebut benteng ini dibangun oleh Fransisco Serao. Namun, berdasarkan informasi yang berada di depan benteng, Benteng Kalamata dibangun oleh Antonio Pigaveta.

Entah mana yang benar. Yang jelas, benteng ini dibangun untuk mempertahankan Pulau Ternate dari usaha pengambil alihan oleh Spanyol. Awalnya, Benteng ini bernama Santa Lucia. Namun kemudian namanya diubah menjadi Kalamata sebagai bentuk penghargaan kepada Pangeran Kalamata yakni salah satu pangeran Ternate yang meninggal di Makassar

Benteng Tolukko

Benteng Tolukko pada awalnya merupakan bangunan buatan Portugis yang menguasai hampir seluruh perdagangan rempah di Ternate pada abad ke-16. Seorang panglima tentara Portugis yang bernama Fransisco Serraow membangun benteng yang pada awalnya bernama Santo Lucas ini sebagai pertahanan sekaligus pusat penyimpanan rempah-rempah asli Ternate yang akan mereka perdagangkan.

Benteng ini berada pada tempat yang sangat strategis karena sangat dekat dengan wilayah perairan, berada di puncak bukit yang cukup tinggi dan dapat menjadi tempat sempurna untuk mengawasi segala gerak-gerik yang terjadi di Istana Kesultanan Ternate.

Setelah perlawanan rakyat Ternate di bawah pimpinan Sultan Baabullah, kekuasaan Portugis pun berakhir pada tahun 1577. Sejak itu Benteng Santo Lucas pun dikuasai Kesultanan Ternate hingga akhirnya Belanda datang, merebut benteng tersebut, dan mengganti namanya menjadi Benteng Hollandia. Benteng ini kemudian dipugar pada tahun 1610 dan dijadikan salah satu pertahanan Belanda di Ternate.

Selanjutnya, berdasarkan beberapa perjanjian kerjasama yang terjadi antara pemerintah VOC dan Kesultanan Ternate, maka pada tahun 1661 Sultan Ternate yang bernama Mandar Syah diberi ijin untuk menempati Benteng Hollandia dengan personil sekitar 160 orang.

Selain situs dan peninggalan Sejarah, Ternate juga terkenal dengan keindahan alam dan wisata baharinya, berikut ini adalah dua pantai yang sangat bisa Quipperian kunjungi untuk melepas suntuk ketika kuliah.

Pantai Sulamadaha

Pantai Sulamadaha, adalah wisata pantai yang berlokasi di Desa Sulamadaha, Kecamatan Pulau Ternate. Pantai Sulamadaha ini memang  tidak terlalu luas dan pasirnya juga tak berwarna putih seperti pantai-pantai cantik lainnya. Namun, pantai Sulamadaha  ini memiliki kelebihan tersendiri yang mampu memikat para pengunjungnya.

Hamparan pasir kehitaman dengan bentuk huruf U terbentang melatari panorama Pulau Hiri nun jauh di seberang. Gelombang air laut berlomba ciptakan keindahan pantai indah ini. Sebuah oasis cantik di pinggiran Ternate yang terus berkembang mengembangkan sayapnya. Angin pesisir bertiup menyejukkan diri dan hati di bawah terik matahari Maluku utara.

Kicau burung terdengar riuh rendah diantara pepohonan yang menaungi keberadaan saya kala itu di Pantai Sulamadaha. Selain itu, airnya yang bening seperti kaca akan menggoda siapa saja yang melihatnya untuk segera menceburkan diri di pantai tersebut.

Berenang di pantai ini merupakan hal yang banyak diminati para wisatawan, airnya juga terasa segar dengan pemandangan tebing-tebing indah yang ditumbuhi pepohonan. Sulamadaha adalah pantai yang paling terkenal di Ternate. Tidak hanya di Indonesia, namun pantai ini juga sudah diketahui oleh warga mancanegara. Banyak turis asing yang mengunjungi Sulamadaha, bahkan mereka sulit untuk melupakan pesona pesisir cantik ini. Pantai Sulamadaha merupakan satu aset wisata penting yang dimiliki oleh Ternate, Maluku Utara.

Maitara dan Tidore

Quipperian, coba perhatikan dalam uang pecahan Rp 1.000. Akan terlihat gambar pulau nan indah beserta sebuah perahu. Tahukah Quipperian, pulau apa yang terdapat uang pecahan tersebut? “ Maitara dan Tidore” adalah nama pulau yang terdapat dalam uang pecahan Rp 1.000 tersebut.

Maitara dan Tidore adalah pulau kecil di seberang Ternate. Quipperian dapat menjangkau pulau ini dengan menggunakan perahu. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai pulau ini sekitar 15-20 menit dari Ternate. Perahu untuk menyebarang ke Pulau ini juga tersedia hampir sepanjang hari dari pagi sampai sore. Jadi sangat memungkinkan bagi Quipperian yang ingin melancong sejenak dan menikmati suasana pulau dan pantai melipir ke pulau ini.

Dari sekian banyaknya pulau di Indonesia, Maitara dipilih menjadi salah satu gambar di mata uang Indonesia. Berikut adalah alasan yang menyebabkan Maitara terpilih sebagai salah satu icon di mata uang Indonesia. Pertama, Maitara adalah pulau yang pertama kali di pijak oleh Bangsa Portugis ketika ke Indonesia. Kedua, Pulau Maitara menjadi batas dua kesultanan Ternate dan Tidore ada di sana. Ketiga, Maitara punya kebun cengkeh tertua di dunia.

Terlepas dari itu semua, Pulau Maitara memang begitu cantik. Pulau ini memiliki pantai yang bagus, air lautnya pun biru bersih. Wisatawan juga tak akan melihat banyak sampah plastik, karena pencemaran tidak banyak terjadi di pulau ini.

Bagaimana Quipperian, menarik bukan? Itulah lima tempat yang wajib Quipperian kunjungi apabila Quipperian menjadi mahasiswa Unkhair.

Penulis: Fevrina Tampubolon

Lainya untuk Anda