Annyeonghaseyo! Bonjour! Wie Getz? Hai teman-teman Quipperian, apa kabar?! Melihat sapaan dalam berbagai bahasa tadi pasti teman-teman bisa menebak akan membahas kampus apa edisi Quipper Video Blog kali ini. Ya, kita akan mengunjungi dan melihat isi Fakultas Ilmu Budaya. Kalau mungkin ada yang terasa janggal di telinga, tidak usah heran, karena hingga akhir abad 20 fakultas ini kerap masih bertajuk Fakultas Sastra. Namun seiring berkembangnya metode penelitian humaniora atau ilmu budaya, maka namanya juga berkembang dari Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya.
Di beberapa kampus yang memiliki sumber daya manusia pengajar bahasa berlimpah maka terdapat lebih dari 8 jurusan terkait bahasa yang bisa dipilih oleh calon mahasiswi/anya. Hal ini menjadikan Fakultas Ilmu Budaya kerap menjadi fakultas dengan jurusan terbanyak, bersanding dengan Fakultas Teknik dan MIPA. Tanpa berpanjang-panjang lagi, mari kita tilik dalaman kampus Sastra *eh, Ilmu Budaya.
Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya Universitas Borneo Tarakan Cocok Untuk Kamu yang Mencintai Budaya Lokal
Antara Departemen dan Jurusan di Fakultas Ilmu Budaya
Sebelum masuk ke fakultasnya perlu kita pahami dahulu bagaimana penjurusan berlangsung di dalam Fakultas Ilmu Budaya. Singkat kata penjurusan dibagi dua jenis; per departemen atau per jurusan. Departemen berfokus kepada perspektif penelaahan fenomena budaya (how), sementara jurusan berfokus kepada bentuk dan identitas fenomena budaya yang ditelaah (what). Dari sini kita dapat menebak bahwa saat kuliah S1 kita berada di bawah koordinasi jurusan (misal; jurusan Sastra Cina), nah begitu melanjutkan S2 kita harus memilih departemen/perspektif apa yang akan kita pertajam pisau analisanya (misal: Sastra Cina, atau Linguistik Cina).
Pengenalan jurusan dan departemen akan dibagi dua. Di bagian pertama Quipper Video Blog akan berbagi departemen yang memiliki jurusan serupa dengannya, di bagian kedua akan dipaparkan departemen yang membutuhkan berbagai jurusan bahasa untuk pengembangan awalnya. Yuk, kita lihat!
1. Departemen Arkeologi
Mahasiswi/a jurusan ini dilatih untuk meneliti artefak-artefak peninggalan sejarah. Namun jangan dikira mereka hanya jago melacak dan menemukan artefak, karena artefak-artefak itu perlu diidentifikasi anak-anak arkeologi juga harus mumpuni dalam menggunakan bahasa klasik semacam Latin, Jawa Kuna, dan Sanksekerta. Dalam taraf lebih mendalam, alumnus jurusan ini menjadi garda depan proses perawatan warisan-warisan budaya sejarah benda non-sastra (candi, prasasti, terakota). Contoh kasus paling gres tentu saja ketika lokasi konser Dream Theater kemarin dipindahkan dari Candi Prambanan, karena telaah para arkeolog bahwa daya tahan material dan struktur candi tidak akan mampu menahan lantangnya musik aliran itu.
2. Departemen Filsafat
Di dalam departemen ini mahasiswi/a akan dibimbing untuk membaca dan menelaah pemikiran-pemikiran yang merevolusi konsep dan persepsi epistemologis, etis, dan ontologis terhadap dunia tempat kita hidup. Mungkin terdengar berat ya, tapi jangan kaget salah dua alumni jurusan filsafat itu Dian Sastro dan Rayi RAN lho!
3. Departemen Ilmu Perpustakaan
Sebagaimana judulnya melalui departemen ini mahasiswi/a dibimbing dan dilatih untuk menjadi pengelola informasi, kepustakaan, catatan, dan kearsipan; terutama yang berbasis manuskrip atau naskah.
4. Ilmu Sejarah
Di dalam jurusan ini mahasiswi/a akan diajarkan metode-metode penelitian fakta-fakta sejarah, pembuatan karya tulis sejarah (historiografi), dan perkembangan historiografi.
Nah apabila Departemen di atas memiliki jurusan sesuai nama departemennya, departemen yang di bawah akan dijumpai sebagai pembidangan dalam jurusan-jurusan sastra tertentu. Umumnya jurusan sastra yang ditawarkan di tiap kampus adalah Sastra Indonesia, Sastra Inggris, Sastra Jepang, Sastra Jerman, Sastra Perancis, Sastra Cina, Sastra Belanda, Sastra Arab, dan sastra Daerah. Sastra Daerah itu mengajarkan ilmu bahasa dan sastra yang tergantung ke daerah domisili kampus. Apabila domisili di pulau Jawa ya yang diajarkan Sastra Jawa atau Sastra Sunda. Dan belum semua daerah di Indonesia memiliki jurusan Sastra Daerah. Ok, mari kita lanjutkan daftar departemen yang bisa teman-teman ambil sebagai pembidangan dalam jurusan sastra:
5. Departemen Sastra, Budaya, dan Filologi
Nah, ini buat kalian yang hobi melahap buku fiksi. Departemen ini menyediakan bagi kalian pisau-pisau perspektif yang dapat digunakan saat membaca, menelaah, dan lebih lanjut menulis tentang suatu karya sastra; dan pada tataran yang lebih tinggi fenomena budaya yang saling terkait dengan karya sastra tadi. Secara khusus kajian filologi terkait teks-teks sastra yang penulisannya menggunakan aksara Nusantara, berarti non-aksara latin. Contohnya: Jawa Hanacaraka, Sunda, Arab, Pegon (Jawa-Arab), Sanksekerta.
Departemen Linguistik
Kalian orang yang penasaran dengan fenomena kebahasaan, macam kids zaman now gitu? Mungkin Linguistik cocok buat teman-teman. Di sini teman-teman Quipperian bisa belajar lebih lanjut sejarah (etimologi), bentuk (tata bahasa/gramatika, sintaksis), dan fungsi (komunikasi, semantic) bahasa.
Suka Seni? Salurkan Bakatmu Lewat UKM Seni Budaya ESA UIN Alauddin Makassar
Karakteristik Yang Ideal Sebagai Anak Fakultas Ilmu Budaya
Melihat pembidangan yang dipaparkan dapat dikatakan bahwa untuk menjadi mahasiswi/a Ilmu Budaya kamu harus cukup all-round atau jack-of-all-trades. Kamu harus, antara lain:
1. Suka Membaca
Walau senada dengan jurusan Antropologi di FISIP menelaah budaya, namun secara khusus sumber budaya yang diterima sebagai objek kajian adalah teks sastra. Jadi suka membaca adalah wajib hukumnya.
2. Supel Bergaul
Nah, dengan objek penelitiannya adalah teks bahasa, penguasaan bahasa lisan mahasiswi/a FIB juga wajib berkembang selaras. Jadi wajar kalau mayoritas mahasiswi/a FIB adalah mereka yang digolongkan kunang-kunang atau kuliah nangkring-kuliah nangkring. Tidak musti selalu untuk mengerjakan tugas, bahkan kerap hanya untuk diskusi pemikiran (anak filsafat), perspektif sejarah (arkeologi-sejarah), hingga tukar info acara kebudayaan terkini (pelbagai jurusan sastra).
3. Penggiat Budaya
Ya namanya saja Fakultas Ilmu Budaya, ya pastinya sedikit banyak mereka menguasai kemampuan budaya. Tidak harus sampai ahli, namun paling tidak mahasiswi/a bisa berdiskusi ilmiah tentang produk budaya mereka, dan syukur-syukur mempraktikkannya. Misal Gamelan dan Wayang untuk mahasiswi/a jurusan Sastra Daerah, Drama/Teater. Sedikit bocoran sebelum terkenal tiga anggota Payung Teduh adalah penggiat budaya di kampus Ilmu Budaya sebuah kampus di pinggiran Jakarta. Hayo anggota Payung Teduh yang mana? Di kampus apa?
Bagaimana teman-teman Quipperian? Siap menjadi penggiat Ilmu Budaya
Penulis: JC
Referensi:
http://fib.unair.ac.id/fib.2/
http://www.unpad.ac.id/fakultas/ilmu-budaya/
