
Hai Quipperian, menjadi mahasiswa memang suatu kebanggan tersendiri. Apalagi jika kita diterima di Universitas yang kita idam-idamkan. Namun, menjadi mahasiswa dengan prestasi yang gemilang juga merupakan kebanggaan yang luar biasa yang bisa kita capai. Banyak mahasiswa UNS yang sudah menorehkan prestasi yang membanggakan baik di tingkat nasional maupun Internasional. Siapa saja mereka? Yuk kita simak!
Wahyu Setiawan
Keterbatasan tidak lantas menjadi penghalang bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Biasa UNS ini. Kecelakaan yang dialaminya saat masih kanak-kanak sudah merenggut penglihatannya. Namun, semangatnya tidak lantas kendor. Justru dia membuktikan bahwa dia memiliki kemampuan lainnya yang pantas dibanggakan. Dia mengukir prestasi dalam cabang olahraga atletik dan catur.
Quipperian pasti pernah melihat kak Wahyu Setiawan ini tampil dalam acara Kick Andy. Dia diundang ke acara inspiratif itu atas prestasinya yang luar biasa di tengah keterbatasannya. Berbagai prestasi ditorehkan oleh penerima beasiswa Bidik Misi ini, yaitu Medali Emas dalam cabang Atletik 100 meter di Pekan Paralimpik Pelajar Nasional di Jakarta tahun 2013 dan di Pekan Paralimpik Pelajar Nasional di Bandung tahun 2015.
Untuk cabang olah raga catur, Wahyu memperoleh Medali Perak di ajang Asian Pparacamps di Malaysia tahun 2013. Saat ini Wahyu sedang mempersiapkan dirinya dalam Pekan Olah Raga Cacat Provinsi Jawa Tengah tahun ini. Yuk, kita doakan ya Quipperian semoga kak Wahyu mendapatkan juara lagi.
Stefanus Erdana Putra
Stefanus Erdana Putra adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran yang mewakili UNS dalam ajang Mawapres 2016 tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. Ia mempresentasikan temuannya yang inovatif yakni solusi bagi penderita asma dengan tanaman Patikan Kebo. Menurutnya pengobatan asma di rumah sakit saat ini kurang terjangkau bagi beberapa kalangan, khususnya kalangan menengah kebawah.
Dalam 10 tahun terakhir ini, angka kematian karena penyakit asma sangat tinggi. Salah satu penyebabnya adalah biaya pengobatan yang kurang terjangkau. Pada ajang Mawapres 2016, Stefanus mempresntasikan temuannya ini dalam bentuk video. Video itu ia beri judul “The Potential of Patikan Kebo (Euphorbia hirta) as Dry Powder Inhaler-Based Asthma Therapy”.
Semar Sukhoi (Tim Kebanggana Fakultas Teknik UNS)
Tim mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik ini beranggotakan: Chrisna Justice W, Mohammad Budi Santoso, Nindya Annisa Sabrina, dan Sherli Pramudhita Hapsari. Mereka berhasil mengukir prestasi di dalam Lomba Beton International Highest Early Strenght yang diadakan di Universiti Teknologi Mara (UITM) Malaysia Maret 2016 lalu.
Tidak tanggung-tanggung, Tim Semar Sukhoi berhasil menyabet 2 penghargaan sekaligus, yaitu 2nd Most Green and Eco Friendly Concrete Award dan 3rd Best Presentation Award. Keberhasilan mereka ini berkat ide cemerlang salah satu tim yaitu Chrisna. Ia terinspirasi dari kondisi kosnya yang banyak berserakan botol kaca. Ia berpikir bahwa kaca-kaca ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pembuatan beton.
Para juri tertarik dengan ide ini karena dinilai bahan yang dipakai ramah lingkungan dan juga bermutu tinggi karena berbahan kaca. Cara membuatnya adalah dengan menghancurkan kaca menjadi serbuk kaca sebagai pe agregat beton dan semen. Pemanfaatan kaca sebagai bahan tambahan pembuatan beton memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Wah, hebat ya kakak-kakak kita ini.
Juli Purnomo
Adalah Juli Purnomo, mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UNS ini adalah seorang anak pencari rongsokan. Namun, berkat semangat dan tekadnya yang begitu besar, ia berhasil mewujudkan mimpinya untuk melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi.
Saat mengikuti SBMPTN, ia mendaftar beasiswa Bidik Misi dan akhirnya diterima di Program Studi Agribisnis. Mahasiswa yang berasal dari Banyumas ini merupakan mahasiswa Berprestasi Utama tahun 2015 yang telah diwisuda September 2016 lalu. Segudang prestasi diraihnya, yakni:
- Terpilih dalam Program JENESYS 2.0 (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) 2nd Batch Traditional Art, Culture di Tokyo dan Okayama tahun 2014.
- Juara II National Essay Competition 2014
- Juara I National Maritim essay Competition (NMEC) di ITS Surabaya
- Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional oleh Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia di Bogor
- Juara III National Essay writing Competition 2014 di Unpad Bandung
- Second Runner Up of ASES Elevate Pitch competition di De La Saile University, Manila
Dan masih banyak prestasi lainnya. Juli memiliki prinsip hidup bahwa dalam hidup ini kita tidak perlu takut dan ragu untuk melangkah. Selalu yakin dan pantang menyerah. Keterbatasan jangan dijadikan hambatan melainkan pemicu semangat. Wah inspiratif sekali ya sobat Quipper.
Devi Triasari
Satu lagi mahasiswa yang tidak menjadikan keterbatasan sebagai penghalang. Namanya Devi Triasari. Ia terlahir bukan dari kalangan yang mampu. Ayahnya seorang buruh tani dan ibunya seorang ibu rumah tangga, membuat keduanya tidak mampu untuk membiayai pendidikan Devi di tingkat perguruan tinggi. Dengan semangat tinggi ingin merubah nasib hidup keluarganya, Devi lantas berburu beasiswa.
Ia berhasil mendapatkan beasiswa Bidik Misi saat ia mendaftar di SNMPTN. Perjuangan Devi tak hanya sampai disitu. Ia harus bekerja sambil kuliah. Jarak Magetan ke Solo pun dilaluinya untuk kuliah dan bekerja setelahnya. Hingga ia memutuskan untuk berhenti bekerja karena alasan jarak.
Devi lantas mencari kerja di Solo agar lebih dekat. Ia juga berjualan pulsa dan apa saja yang ia bisa jual asalkan halal. Akhirnya perjuangan Devi berbuah manis. Devi lulus dari Fakultas Hukum dengan IPK 3,99. Nyaris sempurna! Kini tawaran beasiswa luar negeri mulai mengincarnya. Ada 2 Universitas di Australia yang menawarkan beasiswa padanya, yaitu Monash Univeristy dan Newcastle University.
Sekian ulasan tentang mahasiswa berprestasi di UNS. semoga bisa menginspirasi Quipperian ya…!
Penulis: Monika Widyastuti

