Penjelasan Lengkap Tentang IPK dan Cara Menghitungnya

Quipperian sudah tahu kan, bahwa format penilaian hasil belajar di bangku sekolah dengan kuliah itu berbeda? Jika dulu kamu umumnya mengenal format penilaian dengan menggunakan skor 0-10 atau 0-100, hal tersebut berbeda dengan yang berlaku di dunia perkuliahan yang umumnya menggunakan format penilaian dengan menggunakan huruf yakni A, B, C, D, dan E.

Meski menggunakan format berbeda, pada dasarnya standar penilaian tetap sama kok. Artinya, guru atau dosen akan memberikan nilai atas hasil belajar kamu dengan mengelompokkannya menjadi beberapa bagian. Jika kita jabarkan, kurang lebih masing-masing huruf menggambarkan besaran skor sebagai berikut:

A = memuaskan (80-100)

B = baik (68-79)

C = cukup (56-67)

D = kurang (45-55)

E = gagal (0-45)

Nah, format penilaian di bangku kuliah ini dijabarkan dalam skor berbeda, yakni 0 sampai 4, yang dikenal dengan sebutan Indeks Prestasi (IP) atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Jadi, jika nilai yang kamu dapatkan E, maka score-nya adalah 0, D=1, C=2, B=3, dan A=4. 

Apakah IP dan IPK Sama?

IP atau Indeks Prestasi adalah skor atau semacam catatan prestasi dari proses belajar di bangku kuliah yang mahasiswa lalui dan akan diterima setiap akhir semester. Sementara IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif adalah akumulasi akhir dari total seluruh nilai yang diperoleh mahasiswa selama belajar di bangku kuliah yang dijadikan tolak ukur nilai kelulusan. 

Sebagai contoh, IP kamu di Semester 1 adalah sebesar 3,00, Semester 2 sebesar 3,50. Oleh karena itu, nilai IPK yang kamu peroleh di Semester 2 merupakan gabungan dari seluruh semester tersebut yakni sebesar 3,25. Kamu dapat terus meningkatkan besaran IPK kamu, jika IP di semester berikutnya dapat kamu pertahankan dan tingkatkan ya!

Salah satu istilah penting lainnya yang perlu kamu pahami di bangku kuliah adalah SKS alias Satuan Kredit Semester. Pengertian sederhananya, SKS adalah jumlah jam pelajaran. Misalnya, mata kuliah Ilmu Psikologi memiliki 2 SKS. Artinya, kamu akan belajar selama 2 jam pelajaran setiap minggunya untuk mata pelajaran ini. Jumlah SKS pada setiap mata kuliah menunjukkan seberapa pentingnya pelajaran ini untuk dikuasai. 

Nah, dalam perhitungan besaran IPK, dipertimbangkan pula porsi SKS dari masing-masing mata kuliah tersebut. Biar nggak bingung, berikut cara menghitung IP dan IPK!

Cara Menghitung IP

Anggap saja saat ini kamu baru masuk kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran misalnya. Berikut adalah mata kuliah dan SKS yang akan kamu temui di Semester 1:

No Nama Mata Kuliah Jumlah SKS
1. Pendidikan Agama 2
2. Bahasa Indonesia 2
3. Pancasila dan PKN 3
4. Pengantar Ilmu Komunikasi 3
5. Public Speaking 4
6. Penulisan Kreatif 4
7. Dasar Logika 3

Lalu, nilai yang kamu dapatkan di masing-masing mata kuliah tersebut adalah sebagai berikut:

No Nama Mata Kuliah Jumlah SKS Nilai Score Nilai Nilai Mutu (Jumlah SKS x Score)
1. Pendidikan Agama 2 B 3 6
2. Bahasa Indonesia 2 B 3 6
3. Pancasila dan PKN 3 A 4 12
4. Pengantar Ilmu Komunikasi 3 C 2 6
5. Public Speaking 4 A 4 16
6. Penulisan Kreatif 4 B 3 12
7. Dasar Logika 3 A 4 12
Total 21 70

Setiap nilai mata kuliah mempunyai score-nya masing-masing. Setelah itu, kamu perlu menghitung nilai mutu dari setiap mata kuliah tersebut, dengan mengalikan jumlah SKS dengan score yang ada. Jika sudah mendapatkan besaran nilai mutu dari setiap mata kuliah, jumlahkan. 

Untuk mengetahui nilai IP di Semester 1, kamu perlu membagi total nilai mutu (70) dengan total SKS di semester tersebut (21). Sudah dapat hasilnya? Besar IP kamu adalah 3,33.

Cara Menghitung IPK

Cara menghitung IPK pada dasarnya sama saja dengan cara menghitung IP. Bedanya, jumlah mata kuliah yang perlu kamu hitung merupakan gabungan dari seluruh mata kuliah yang telah kamu lalui, mulai dari semester 1, hingga semester terakhir. Jumlahkah seluruh SKS yang telah diambil, dan dibagi dengan jumlah nilai mutunya. 

Cara lainnya untuk menghitung IPK adalah menjumlahkan seluruh IP dari setiap semester, dan dibagi dengan jumlah semester yang telah dilalui. Sebagai contoh, saat ini kamu adalah mahasiswa semester 6, dimana IP yang kamu peroleh dari semester 1 sampai semester 6 adalah: 3,00, 3,12, 3,20, 3,50, 3,12, 3,31. Untuk mendapatkan nilai IPK, jumlahkan seluruh IP lalu bagi 6, dengan begitu IPK kamu adalah 3,208.  

Meskipun begitu, ternyata tidak semua perguruan tinggi menerapkan pola penghitungan yang sama lho, Quipperian! Jika kamu melanjutkan kuliah di luar negeri khususnya, terdapat sistem scoring tertentu untuk mengukur hasil belajar kamu. Untuk mempermudah dan menyamakan standar yang ada, kamu perlu mengkonversi nilai tersebut agar sama dengan standar nilai IPK yang berlaku di Indonesia ya!

(Baca juga: Apa itu Cum Laude? Ketahui Pengertian dan Tips Meraihnya)

Manfaat Memiliki IPK Tinggi

Keberadaan IPK adalah sesuatu yang penting, sebagai transkrip nilai yang menunjukkan bagaimana capaian akademik dari setiap mahasiswa. Seluruh proses pembelajaran akademik yang dilalui di bangku kuliah dapat dilihat dari nilai IPK yang diperoleh. Artinya, semakin bagus IPK kamu, semakin bagus pula pemahamanmu terhadap materi yang telah disampaikan. Oleh karena itu, nilai IPK juga sering digunakan sebagai syarat dalam beberapa hal, di antaranya adalah:   

1. Untuk mendaftar beasiswa

Hampir semua beasiswa menyertakan syarat IP atau IPK minimum yang harus dicapai oleh pendaftar jika ingin memperoleh beasiswa yang diberikan. Pemberi beasiswa berharap penerima beasiswa memiliki prestasi akademik melalui peroleh IP atau IPK yang tinggi, misalnya 3,25 atau 3,50. Jadi, kalau nilai IP atau IPK tidak memenuhi target yang diharapkan, sudah dipastikan kamu tidak akan memiliki kesempatan untuk bisa memperoleh beasiswa saat kuliah nanti. 

2. Untuk mempertahankan beasiswa

Selain digunakan saat mendaftar beasiswa, IP dan IPK juga kerap digunakan untuk memastikan apakah mahasiswa tersebut masih berhak untuk menerima beasiswa di semester berikutnya atau tidak. Meski sudah dinyatakan berhasil mendapatkan beasiswa, penerima beasiswa tidak boleh lengah. Nilai IP sebisa mungkin tidak boleh turun, sehingga nilai IPK masih tetap terjaga, sehingga dapat memenuhi syarat untuk bisa menerima beasiswa di semester berikutnya.  

3. Agar tidak di Drop Out (DO)

Jangan main-main dengan nilai IP dan IPK ya Quipperian. Kalau nilai IP kamu di semester tertentu misalnya sangat rendah, seperti di bawah 2,00, kamu harus mempersiapkan diri untuk menerima peringatan dari kampus. Bahkan, jika hal tersebut terus diulangi di semester berikutnya, bukan tidak mungkin kamu akan dikeluarkan dan tidak diizinkan untuk melanjutkan perkuliahan di kampus tersebut alias di-DO. 

4. Untuk melamar pekerjaan sebagai CPNS

Setelah lulus kuliah, banyak mahasiswa yang bermimpi dapat bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau pegawai negeri sipil (PNS). Nah, perlu kamu ketahui, terdapat syarat IPK minimal yang harus dipenuhi jika ingin mendaftar sebagai calon PNS atau (CPNS). Kalau IPK kamu tidak memenuhi syarat, sudah pasti tidak akan lolos pada seleksi administrasi, dan kehilangan kesempatan untuk mengikuti seleksi selanjutnya. 

5. Untuk melamar pekerjaan di perusahaan

Meski IPK bukan satu-satunya syarat saat melamar pekerjaan, secara umum perusahaan swasta juga akan melihat perolehan nilai IPK kamu selama kuliah. IPK paling aman untuk bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bagus adalah di angka 3,00. Jika IPK kamu di bawah itu, kamu perlu memastikan diri dengan cara memiliki keunggulan lain yang menjadi nilai lebih, seperti memiliki sertifikat keahlian tertentu atau memiliki pengalaman kerja yang mendukung. 

(Baca juga: Agar Sukses Saat Kuliah, Ikuti 4 Tips Cara Belajar Mahasiswa Berikut!)

Nah Quipperian, apakah kamu sudah memutuskan ingin melanjutkan studi di universitas apa? Kalau kamu masih bingung menentukan jurusan kuliah nanti, kamu juga dapat mengikuti Tes Minat Bakat secara Gratis dari Quipper Campus

Quipper Campus menyediakan informasi lengkap profil kampus di Indonesia dan juga luar negeri. Dapatkan informasi lengkap dan berkualitas mengenai akreditasi, biaya kuliah, info pendaftaran, fakultas dan jurusan, dan juga beasiswa dari lebih 570 kampus.

 

Penulis: Fatia Qanitat
Editor: Tisyrin Naufalty T

Lainya Untuk Anda

Skill Leadership: Pengertian, Tipe, Manfaat, dan Cara Mengembangkannya

Serba-serbi Jurusan Teknik Telekomunikasi

15 Jurusan Kuliah yang Tidak Ada Matematika, Apa Saja Pilihannya?