Home » Quipper Campus » Campus Life » Program-Program Yang Perlu Kamu Ketahui Kalau Mau Masuk Fakultas Kedokteran Gigi

Program-Program Yang Perlu Kamu Ketahui Kalau Mau Masuk Fakultas Kedokteran Gigi

Program-Program Yang Perlu Kamu Ketahui Kalau Mau Masuk Fakultas Kedokteran Gigi

Aduh cnut-cnut, gigiku sakit! Yap, tepat teman-teman Quipperian. Di kesempatan terbaru ini Quipper Video Blog akan mendedah lebih lanjut mengenai kegiatan perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi. Satu hal yang pasti, fakultas ini masih saudaraan dengan Fakultas Kedokteran, mahasiswi/a yang memilih jurusan ini wajib menyiapkan diri untuk menempuh waktu lebih lama dari program studi sarjana pada umumnya untuk memperoleh legalitas mempraktikkan ilmunya. Ok, lebih jelasnya kita tilik bersama yuk Fakultas Kedokteran Gigi.

Pendidikan Berjenjang Dokter Gigi

Telah dipaparkan di atas, sebagaimana Fakultas Kedokteran, mahasiswi/a Fakultas Kedokteran Gigi perlu melalui beberapa tahapan sebelum bisa membuka klinik gigi mandiri (atau praktek sendiri). Tahapan itu sendiri terbagi menjadi:

1. Program Sarjana Kedokteran Gigi

Atau kerap disebut Program Pendidikan Kedokteran Gigi. Ini merupakan jenjang pertama dan paling rendah yang harus diambil teman-teman Quipperian jika berminat mempelajari tentang dunia Dokter Gigi. Nantinya begitu lulus dan menerima gelar SKG (Sarjana Kedokteran Gigi). Program sarjana kedokteran Gigi umumnya berlangsung antara 3.5 – 4 tahun (7 – 8 semester).

2. Program Profesi Kedokteran Gigi

Usai lulus dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi mahasiswi/a yang berniat terjun menjadi dokter gigi masih harus melanjutkan ke program profesi. Program ini berdurasi 2 tahun (4 semester), belum termasuk ujian kompetensi dan magang. Sebagai catatan tidak semua universitas yang memiliki FKG memiliki program profesi kedokteran gigi, walau mereka memiliki program pendidikan sarjananya. Hal ini karena ada peraturan yang mencantumkan bahwa hanya FKG dengan akreditasi A yang berhak mengadakan program profesi.

Jika kita renungkan dengan tujuan profesi alasan pengetatan ini dapat dipahami. Sebagaimana namanya program profesi, maka mahasiswi/a di program ini bekerja langsung dengan pasien hidup di dalam kondisi klinik sebenarnya; bukan simulasi di dalam ruang kelas. Keadaan ini menuntut keamanan, baik bagi pasien dan juga mahasiswi/a, yang tentunya diverifikasi melalui proses akreditasi.

Seusai menempuh proses belajar mahasiswi/a akan mengambil ujian kompetensi, dan bila lulus dapat mengajukan lamaran magang di puskesmas atau klinik daerah terpencil. Di sini situasi sosial rumit kerap terjadi, di mana ada puskesmas atau klinik yang enggan mengambil mahasiswi/a calon dokter gigi untuk praktik. Hal ini kerap mengakibatkan penumpukan calon Drg. karena belum menyelesaikan magang. Apabila magang berhasil dituntaskan maka sah mahasiswi/a tersebut telah menjadi seorang Dokter Gigi (Drg.)

3. Program Pasca-Sarjana Kedokteran Gigi

Sebagaimana kedokteran dan psikologi pilihan jalan terbentang luas bagi lulusan Drg. Di dalam program pasca sarjana tersedia pilihan antara lain:

A. Bedah Mulut dan Maksilofasial

Bidang ini ahli dalam mengobati segala sesuatu terkait mulut (atau bagian jaringan lunak di sekitar mulut dan rahang) dan maksilofasial (jaringan keras seperti rahang, gigi, tulang muka)

B. Prothodontik

Atau kedokteran gigi prostetik. Bidang ini berurusan dengan rekonstruksi gigi Ortodontik. Kedokteran gigi klasik yang lazim kita temui terutama jika tata letak gigi membutuhkan perapihan (via operasi atau kawat)

C. Periodontik

Ahli struktur gigi, mereka yang meneliti secara khusus gigi dan unsur-unsur pembentuknya.
Kedokteran Gigi Anak. Demikian krusialnya pertumbuhan gigi di masa anak, hingga cabang ini ditumbuhkembangkan. Selain mengobati, lulusan bidang ini juga bertanggung jawab memberi penyuluhan perawatan gigi anak pada orang tua.

D. Patologi Mulut

Kerap disalahpahamkan dengan ahli THT, ahli patologi mulut sebenarnya berfokus kepada penelitian ragam penyakit yang menyerang jaringan lunak dan keras bagian mulut dan rahang.

Mahasiswi atau Mahasiswa Kedokteran Gigi yang Ideal

Apa kesan yang teman-teman Quipperian ingat tiap kali berkunjung ke dokter gigi? Walau ada yang mengatakan ramah, namun pasti yang sering muncul dan kita ingat adalah figur tegas dan agak kaku dari mereka. Mengingat urusan mereka adalah hal-hal berukuran kecil namun berefek besar yang disebut gigi, lantas proses yang harus mereka tempuh untuk mencapai posisi praktek mandiri, maka tidak heran mereka seolah-olah terbentuk menjadi pribadi tabah, dan bila diperlukan cukup keras.
Maka, perlu diingat, untuk menjadi mahasiswi/a Kedokteran Gigi anda perlu menjadi seseorang yang:

1. Berpikir sistematis

Sebagaimana dokter, maka mahasiswi/a kedokteran gigi juga harus selalu berpikir sistem. Segala sesuatu senantiasa dilihat dalam konteks peran dan fungsinya di dalam suatu sistem. Gigi dilihat dalam konteks jaringan mulut.

2. Tabah

Apa yang kita lakukan bila melihat seseorang meludah? Pasti perasaan jijik menyelusup. Nah ini harus mulai diperkuat. Bukan hanya melihat sumber ludah, seorang dokter gigi harus memusatkan perhatiannya kepada “daleman” mulut pasien, yang tentu saja membutuhkan ketabahan mental. Karena ujung-ujungnya bila mental goyah, maka konsentrasi buyar dan kesehatan gigi beserta mulut pasien menjadi taruhan.

3. Tegas

Iya, tegas. Dalam arti memiliki kemampuan mengomunikasikan pilihan yang harus diambil dengan jelas dan memberi kepastian kepada pasien. Seperti disebut di atas, walau berukuran kecil sakit yang ditimbulkan oleh gigi dapat membuat jagoan sekalipun meringis. Di sini figure tegas dokter gigi yang mengingatkan pasien akan pilihan yang bisa pasien ambil (dan konsekuensi yang akan ditanggung) berperan penting.

Bagaimana teman-teman Quipperian? Setelah membaca penjelasan mengenai Fakultas Kedokteran Gigi di atas, apakah masih berminat mengambil Kedokteran Gigi? Mengingat konsumsi makanan dan minuman adalah pola utama manusia memperoleh energi, maka para ahli kesehatan mulut dan gigi akan selalu dibutuhkan untuk merumuskan konsep dan praktik yang tepat dalam menjaga kesehatan mulut dan gigi. Mungkin teman-teman Quipperian bisa menjadi salah satu dari mereka. Amin.

[sc name=”qc-top-articles-banner”]

Penulis: JC

Referensi:
http://fkg.ui.ac.id/academics/academic-stage/

Kedokteran Gigi


http://fkg.unair.ac.id/index.php/program-studi/spesifikasi-program-studi

Pedoman Kuliah Kedokteran Gigi: PENDIDIKAN DOKTER GIGI INDONESIA

Lainya untuk Anda