#CeritaSNMPTN: Dua Kali Dirawat di Rumah Sakit, namun Tetap Kuat dan Mampu Bangkit

Ini adalah cerita dari pengalaman nyata Rati, pejuang SNMPTN, pemenang kompetisi #CeritaSNMPTN dari Quipper. Yuk, kita simak perjuangannya yang begitu inspiratif. Sempat dirawat di rumah sakit 2 kali, ketinggalan pelajaran, namun tidak menyerah!

Bagian 1: Satu Bulan di Rumah Sakit

Namaku Rati, pejuang PTN 2020 dari SMA Negeri 1 Kodeoha, Sulawesi Tenggara. Perjuanganku untuk meraih PTN sudah kumulai sejak awal aku masuk SMA. Aku bertekad untuk selalu menjaga agar nilaiku cukup untuk memenuhi kriteria lulus SNMPTN.

Di samping itu, aku juga berusaha untuk aktif di luar pelajaran di sekolah dengan mengikuti lomba-lomba di bidang pendidikan. Baik itu antar sekolah, kabupaten, provinsi, maupun nasional. Saat itu, aku merasa bahwa jalanku ke PTN akan lancar dan baik-baik saja.

Tapi, semua itu berubah dengan begitu cepat.

Dipicu dengan gangguan paru-paru yang sewaktu-waktu bisa menyerangku, aku menghabiskan satu bulan dalam semester akhir kelas 11 di rumah sakit. Aku tidak bisa belajar seperti biasa, apalagi pergi ke sekolah

Hal ini bukan hal yang mudah untukku. Satu bulan di rumah sakit tentu berdampak besar terhadap nilai yang kuperoleh di sekolah. Semester genap kelas 11, nilaiku anjlok. Terjun bebas. Seakan-akan hal yang kulakukan dari awal SMA menjadi sia-sia. Tak terasa, aku meneteskan air mata karena sedih dengan nilai yang kulihat di raporku.

Ah…. Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?

Singkat cerita, aku sembuh dari penyakitku dan sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Aku pun sudah bisa kembali bersekolah. Ketika kembali bersekolah, aku tidak begitu bersemangat, karena banyak yang kupikirkan mengenai kondisiku ini.

Bagaimana kalau nilaiku tidak bisa bangkit setelah jatuh? Bagaimana kalau itu berpengaruh ke hasil SNMPTN nanti? Hmm…

Aku butuh pencerahan.

Bagian 2: Berkenalan dengan Quipper

Tidak beberapa lama kemudian, aku mendengar ada sosialisasi dari Quipper ke sekolah. Yah, intinya sih mereka merekomendasikan kami di sekolah untuk belajar menggunakan Quipper Video.

Singkat cerita, aku ingin coba langganan Quipper.

Namun, jujur saja, walaupun aku sudah dapat diskon khusus (dan menurutku harga aslinya juga tidak mahal, sebanding dengan yang mereka tawarkan), biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan Quipper selama satu tahun bukan hal yang bisa kuminta begitu saja dari orang tuaku.

Tapi, aku akan coba berdiskusi dengan mereka terlebih dahulu, seperti yang sudah disarankan juga oleh Kak Yuliawati (beliau adalah perwakilan Quipper yang datang ke sekolahku).

Semoga tidak ada masalah dengan orang tuaku ya…

Sesampainya di rumah, aku langsung sampaikan semua tentang sosialisasi Quipper kepada orang tuaku. Harap-harap cemas juga sih, aku benar-benar takut mereka menolak mentah-mentah permintaanku untuk langganan Quipper Video.

Apalagi, orang tuaku adalah petani yang penghasilannya tidak seberapa. Jadi, untuk meminta hal-hal seperti ini bukan hal mudah buatku, dan juga buat mereka.

Akan tetapi, kekhawatiranku itu sirna setelah orang tuaku memutuskan untuk mengusahakan biaya untuk berlangganan Quipper Video. Wah! Aku benar-benar lega…

Dari yang kudapat dengan berbicara dengan orang tuaku, aku jadi makin yakin, mereka benar-benar memperhatikanku, apalagi masalah pendidikan. Mereka juga bilang kalau mereka percaya dengan langganan Quipper ini aku bisa perbaiki lagi nilaiku.

Lega… Juga senang!

Tanpa berpanjang lebar lagi, aku langsung menghubungi Kak Yuliawati dari Quipper untuk proses berlangganan Quipper Video! Makasih ya Kak, sudah membantuku dengan cepat, ramah, dan sabar. Hehehe.

Bagian 3: Satu Bulan Tidak Sekolah (Lagi) 

Singkat cerita, sekarang aku sudah berlangganan Quipper Video. Semoga ini bisa menjadi sarana yang membantuku untuk mengejar ketertinggalan di sekolah. Yes! Pasti bisa! Aku jadi semangat lagi!

Aku mulai menemukan kenyamanan belajar di Quipper. Entah kenapa, rasanya jadi lebih mudah setelah kenal Quipper. Aku yakin, kalau begini terus, aku pasti bisa memperbaiki nilaiku, dan akhirnya berpeluang lagi di SNMPTN.

Hingga pada saatnya penyakit paru-paru itu datang lagi…

Ya ampun, ada-ada saja.

Yah, tentunya aku harus kembali dirawat lagi di rumah sakit, meninggalkan sekolah lagi, dan ketinggalan pelajaran lagi selama satu bulan. Aku sempat merasa khawatir sih kalau nilaiku jeblok lagi seperti waktu terakhir aku masuk rumah sakit.

Tapi kali ini, beda dengan yang dulu.

Kali ini, materi pelajaran berada dalam genggamanku. Walaupun aku tidak bisa hadir di sekolah, tapi aku terus bertekad untuk mengejar ketertinggalan. Pokoknya, begitu aku kembali ke sekolah, aku harus mengerti materi-materi yang kutinggalkan!

Selama di rumah sakit, aku jadi getol belajar dengan Quipper Video. Rasanya jadi ketagihan dan tidak mau berhenti. Kenapa begitu?

Yang pertama, di setiap materinya ada pembahasan materi dalam bentuk PDF yang menjelaskan materi itu secara rinci. 

Lalu, yang kedua, kalau kita putar video di Quipper, pembahasan materi itu dijelaskan dengan lebih rinci lagi oleh tutor-tutor di Quipper!

Nah, yang ketiga, ada soal-soal yang berguna buat menguji pemahaman. Jadi, bisa langsung mengukur apakah video dan materi yang aku pelajari benar-benar sudah aku kuasai.

Tiga hal itu selalu aku ulang-ulang. Baca pembahasan materi, nonton video, kerjakan soal. Hingga akhirnya membentuk sebuah kebiasaan belajar yang sangat berharga.

Bagian 4: Momen Kebangkitan 

Satu bulan berlalu, aku pun diperbolehkan keluar (lagi) dari rumah sakit. Besoknya, aku langsung kembali ke sekolah.

Oh iya, aku mau sedikit flashback. Sewaktu semester lalu, setelah kembali dari rumah sakit, ekspresiku sangat sangat sangat bingung ketika harus kembali mengejar ketertinggalan materi pelajaran, sampai-sampai guruku bisa melihat kalau aku kebingungan.

Nah, kali ini, keadaannya berbalik 180 derajat dengan sebelumnya. Aku begitu aktif di kelas sampai-sampai aku bisa melihat guruku kebingungan melihatku! Aduh, maaf ya Bu. Aku jadi bikin bingung.

Sampai-sampai aku dipanggil oleh Ibu Guru setelah jam pelajaran. Kira-kira begini percakapanku dengan beliau:

“Nak, kamu kenapa sih bisa seaktif tadi pada saat proses pembelajaran? Padahal, setahu ibu, kamu sudah sakit dan dirawat di rumah sakit cukup lama.” Kata Ibu Guru.

Aku pun menjawab “Saya mengikuti Quipper video, Bu.”

“Apa itu nak?” Tanya Ibu Guru.

Aku pun tersenyum dan menjawab, “Itu Bu, aplikasi pembelajaran Quipper Video yang sangat membantu saya selama saya dirawat di rumah sakit. Sampai sekarang, terus saya gunakan untuk tidak ketinggalan pelajaran di sekolah.”

Ibu Guru pun tersenyum mendengarnya. Katanya, beliau pun merasa sangat terbantu karena aku belajar selama di rumah sakit. Jadinya tidak perlu mengejar ketertinggalanku deh, hehehehe…

Kurang lebih seperti itu momenku bersama Quipper Video. Tentunya, sangat tidak terlupakan sekali. Aku mengalami dua kali momen yang sama persis, yaitu dirawat di rumah sakit selama sebulan. Namun, bersama Quipper Video, aku mengalami perubahan ketika aku sudah keluar dari rumah sakit. Aku tetap bisa mengikuti materi pelajaran!

Bagian 5: Hari Pemeringkatan 

Mari kita lanjut ceritanya sampai ke akhir-akhir masa sekolah. Lebih tepatnya pada masa-masa pemeringkatan siswa yang dinyatakan eligible untuk ikut SNMPTN. Tentunya, aku begitu berharap untuk bisa lolos dalam pemeringkatan ini. Kalau tidak, ya sudah, selamat tinggal SNMPTN…

Di sekolahku, pengumuman pemeringkatan itu dilakukan pada suatu apel pagi di hari Jumat. Tak disangka, sebelum apel pagi itu dimulai, ada seorang guru yang memberikan ‘bocoran’ kepadaku tentang hasil pemeringkatan tersebut.

“Rati, maaf ya. Untuk pemeringkatan SNMPTN, sepertinya kamu tidak lolos.”

Waduh! Satu kalimat singkat, tapi sukses membuat pikiranku tidak karuan. Jadi… Selama ini yang kulakukan belum bisa membawaku ke PTN impian?  

Ya sudah, tapi mau bagaimana lagi. Mungkin memang lulus SNMPTN bukan jalanku. Harus aku terima, harus aku hadapi. Aku pun mencoba tetap tegar di apel pagi. Tenang, tenang. Jangan menangis, jangan menangis.

Di apel pagi, aku sudah tidak punya harapan, rasanya ingin cepat-cepat selesai saja. Tapi, tahukah kamu? Ternyata, saat daftar nama siswa yang lulus pemeringkatan diumumkan, namaku ada dalam daftar itu!

Lho, katanya aku tidak lulus? Aku jadi tidak percaya dengan pengumuman itu. Saat aku melirik ke guruku yang memberitahu bahwa aku tidak lulus, beliau hanya tertawa di kejauhan.

Aku rupanya sedang kena prank.

Setelah tahu bahwa sebenarnya aku lulus pemeringkatan SNMPTN, rasanya senang dan bersyukur banget! Tapi, aku tahu kalau langkah ini saja belum cukup. Aku nggak boleh terlalu senang dulu sampai aku benar-benar lulus SNMPTN.

Bagian 6: Bersyukur

Singkat cerita, hari demi hari berlalu, dan tibalah saat pengumuman SNMPTN. Aku bertekad untuk menerima apa pun hasilnya. Aku sudah melakukan yang terbaik. Jadi, hasil apa pun yang aku dapat adalah yang terbaik untukku. (Tapi semoga yang terbaik itu adalah aku diterima SNMPTN, hehehe)

Setelah salat asar, aku membuka situs pengumuman SNMPTN, kemudian aku login dan melihat tulisan di layar….

Selamat, Anda dinyatakan lulus SNMPTN 2019 pada

PTN – Universitas Halu Oleo

Program Studi – Manajemen

Sangat…. Sangat bahagia! Sangat bahagia karena usahaku terbayarkan dengan diterimanya aku di PTN dan jurusan yang memang aku inginkan. Sangat bahagia dan sangat bersyukur.

Terngiang-ngiang momen saat aku harus mengejar ketertinggalan belajar karena dirawat di rumah sakit. Teringat juga saat aku ditemani oleh Quipper ketika aku tidak bisa hadir di sekolah. Sangat berperan dan bermanfaat besar dalam membantuku belajar.

Terima kasih, Quipper…

Sebagai penutup ceritaku, aku ingin mengajak kamu yang membaca ceritaku untuk bergabung di Quipper Video. Aku sudah membuktikan manfaat besarnya, dan aku yakin kamu juga bisa!

 


Cerita ini berdasarkan kisah nyata dari Rati, siswa SMA Negeri 1 Kodeoha, Sulawesi Tenggara.

Rati membagikan kisahnya dalam kompetisi #CeritaSNMPTN yang diadakan oleh Quipper pada bulan April 2020 lalu. Rati terpilih sebagai salah satu pemenang utama dan ceritanya ditampilkan di Blog dan media sosial Quipper!

Nggak cuma satu cerita aja yang kita punya. Masih ada dua cerita yang nggak kalah menarik dan inspiratif dari pemenang #CeritaSNMPTN lainnya hanya di Quipper Blog!

 

Lainya Untuk Anda

Tukar Koinmu Jadi Tiket Undian Hadiah Bombastis!

Informasi Seputar Layanan Quipper Video

Perubahan Aturan SNPMB 2024: Revolusi Pemilihan Jurusan dalam Seleksi Masuk Perguruan Tinggi di Indonesia