Quipperian, tahukah kamu siapa Bapak Koperasi Indonesia? Yuk, ikuti cerita detailnya di pembahasan Quipper Blog berikut ini!
Di awal kemerdekaan, Indonesia belum seperti sekarang ini. Masyarakat masih hidup dalam kondisi serba terbatas karena kemiskinan terjadi di mana-mana.
Menurut Bung Hatta, untuk keluar dari kemiskinan salah satu caranya adalah dengan menggalakan sistem koperasi. Itulah mengapa, tokoh yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia adalah Bung Hatta.
Ingin tahu lebih lanjut tentang Bapak Koperasi Indonesia? Simak ulasan berikut ini.
Sejarah Koperasi di Indonesia
Meskipun tokoh yang mendapat gelar Bapak Koperasi Indonesia adalah Bung Hatta, namun beliau bukan pelopor berdirinya koperasi di Indonesia.
Konsep koperasi sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1886. Kala itu, konsep koperasi digagas oleh R. Aria Wiraatmadja dan Patih Purwokerto.
Pada tahun 1896, keduanya mendirikan Hulp en Spaarbank yang artinya Bank Pertolongan dan Simpanan. Mengapa bank tersebut disebut koperasi pertama? Karena metode kerjanya seperti koperasi.
Keberadaan Hulp en Spaarbank bertujuan untuk membantu para ningrat agar tidak terjebak pada pinjaman lintah darat. Artinya, saat itu kegiatan koperasi belum menjadi kegiatan umum masyarakat.
Barulah pada tahun 1908 organisasi Boedi Oetomo juga mendirikan koperasi pertama Hindia-Belanda. Tidak sampai situ, pada tahun 1913 didirikan koperasi oleh Syarekat Dagang Islam.
Lalu, Persatuan Bangsa Indonesia juga mendirikan koperasi pada tahun 1937 sebagai tempat pendidikan ekonomi bagi rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1951, barulah diadakan Kongres Koperasi. Pada kongres tersebut, tokoh perjuangan yang menjadi Bapak Koperasi Indonesia adalah Bung Hatta.
Bapak Koperasi Indonesia
Seperti pada pembahasan di atas, Bapak Koperasi Indonesia adalah Mohammad Hatta atau biasa dipanggil Bung Hatta. Beliau merupakan tokoh proklamator pendamping Ir. Soekarno.
Di awal kemerdekaan, Bung Hatta ditunjuk menjadi wakil presiden dengan Ir. Soekarno sebagai presidennya. Kiprah Bung Hatta tidak sampai situ saja.
Pada Kongres Koperasi yang digelar pada 12 Juli 1951, beliau menyumbangkan gagasan emasnya tentang pentingnya koperasi sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada hari itu, Bung Hatta melakukan pidato di sebuah stasiun radio sebagai penanda terbentuknya Hari Koperasi Indonesia.
Itulah mengapa pada Kongres Koperasi di Bandung tanggal 17 Juli 1953 diputuskan nama Bapak Koperasi Indonesia adalah Bung Hatta. Berikut ini adalah gambar Bapak Koperasi Indonesia.
Pemikiran yang digagas beliau ternyata mampu membawa perubahan signifikan bagi perkembangan kesejahteraan masyarakat yang ingin segera lepas dari belenggu kemiskinan.
Pemikiran tersebut ditulis pada tahun 1971 dalam sebuah buku yang berjudul “Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun”.
Pada buku tersebut memuat tujuh nilai semangat koperasi, yaitu sebagai berikut.
- Kepercayaan bisa digerakkan oleh kebenaran
- Usaha bersama harus disertai keadilan
- Untuk mencapai suatu perbaikan, dibutuhkan kebaikan dan kejujuran
- Tanggung jawab dibutuhkan dalam individualitas dan solidaritas
- Harus memiliki paham yang sehat, cerdas, dan tegas
- Bersedia menolong diri sendiri serta menjadi penggerak keswasembadaan serta otoaktiva
- Setia dalam kekeluargaan
Prinsip Koperasi
Bapak Koperasi Indonesia yaitu Bung Hatta, memiliki tujuh prinsip dalam mengembangkan perkoperasian di Indonesia.
Adapun prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
- Keanggotaannya bersifat terbuka dan sukarela.
- Pengendalian dilakukan oleh anggota koperasi secara demokratis.
- Membutuhkan partisipasi secara ekonomis dari para anggota.
- Otonomi kebebasan.
- Pendidikan.
- Memuat pelatihan dan informasi.
- Melibatkan kerjasama antarkoperasi serta memiliki kepedulian pada komunitas.
Prinsip di atas merupakan hasil buah pikiran sang proklamator yang bisa dijadikan kunci kesuksesan koperasi. Eksistensi koperasi di zaman ini harus tetap berpedoman pada prinsip tersebut.
Jika tidak, tentu tujuan didirikannya koperasi tidak akan bisa tercapai. Jangan sampai peran koperasi yang semula untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berubah menjadi lintah darat masyarakat.
Artinya, koperasi hanya fokus mendapatkan keuntungan yang besar dari masyarakat tanpa memikirkan tingkat kesejahteraannya.
Bagaimana Bung Hatta Membangun Koperasi?
Keberhasilan Bung Hatta dalam membangun koperasi disaksikan secara langsung oleh kedua muridnya, yaitu Sutan Sjahrir dan Iwa Kusuma Sumantri.
Kerennya lagi, koperasi itu didirikan saat masa pengasingan tahun 1930-an di Banda Neira (daerah Maluku). Awalnya, ketiga tokoh tersebut mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang olahraga, koperasi, serta peminjaman buku.
Nah, Bung Hatta diberi mandat untuk mengelola bidang koperasi. Dari pengelolaan tersebut, Bung Hatta berhasil mencontohkan bagaimana seharusnya kinerja koperasi.
Metode yang dilakukan Bung Hatta adalah dengan mengambil langsung barang dari perahu/petani, lalu memperpendek jalur distribusinya agar barang yang dijual ke penduduk memiliki harga yang hampir sama dengan harga belinya.
Dengan cara tersebut, semua pihak akan merasa diuntungkan, baik petani, masyarakat, dan koperasi itu sendiri.
Petani tidak akan rugi karena perputaran barang bisa berjalan dengan lancar. Penduduk atau masyarakat bisa mendapatkan harga beli yang murah, sehingga daya beli bisa lebih terangkat.
Sementara itu, koperasi akan mendapatkan untung dari hasil penjualan.
Bagaimana Quipperian? Bukankah terlihat ketulusan beliau untuk mengabdikan diri bagi masyarakat?
Tak heran kan jika yang dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia adalah Bung Hatta?
Apakah kamu tertarik untuk mengikuti jejak beliau? Jika iya, persiapkan diri mulai dari sekarang.
Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa menginspirasi Quipperian. Jangan lupa untuk tetap belajar dan berdoa, ya.
Nah, agar belajarmu tambah semangat, yuk gabung bareng Quipper Video. Temukan kode promonya dan rasakan manfaatnya. Salam Quipper!
Penulis: Eka Viandari