
Listrik merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia di era serba modern seperti ini. Tanpa adanya listrik, pasti aktivitas akan terganggu. Di balik manfaat listrik yang begitu besar, tahukah kamu jika ada suatu partikel bermuatan yang menyebabkan listrik itu ada?
Ya, partikel itu disebut sebagai muatan listrik. Di dalam suatu penghantar, akan terjadi gerakan muatan-muatan listrik. Nah, gerak muatan listrik ini nantinya akan menghasilkan kuat arus listrik yang bisa kamu manfaatkan untuk mengecas hp, menghidupkan lampu, menyalakan AC, dan masih banyak lainnya.
Lalu, apa yang dimaksud muatan listrik itu? Daripada penasaran, yuk simak selengkapnya!
Pengertian Muatan Listrik
Muatan listrik adalah muatan dasar yang terdapat di dalam suatu atom. Seperti kamu ketahui, di dalam atom terdapat dua partikel bermuatan atau muatan listrik, yaitu elektron dan proton. Interaksi antarmuatan itu akan menghasilkan suatu gaya yang disebut gaya elektrostatis.
Mekanisme interaksinya sama seperti interaksi magnet, yaitu jika muatan sejenis didekatkan akan terjadi gaya tolak menolak, jika muatan yang tidak sejenis didekatkan akan terjadi gaya tarik menarik.
Besarnya gaya tolak menolak atau gaya tarik menarik itu sebanding dengan hasil kali kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Jenis-Jenis Muatan Listrik
Pada pembahasan di atas, sudah dijelaskan bahwa muatan listrik itu terdiri dari dua jenis, yaitu elektron dan proton. Lalu, apa perbedaan keduanya?
Elektron
Elektron adalah muatan listrik negatif dengan nilai muatan sebesar 1,6 × 10-19 C. Di dalam atom, elektron selalu berputar mengelilingi inti dengan lintasan dan energi tertentu.
Elektron ditemukan pada tahun 1897 oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu J.J. Thompson. Muatan listrik negatif ini diyakini sebagai partikel elementer karena tidak memiliki sub struktur atau komponen dasar lain.
Proton
Proton adalah muatan listrik positif yang nilai muatannya sama dengan elektron. Gagasan awal proton ini ditemukan oleh Eugene Goldstein. Namun, karakteristik dan keberadaan jelas elektron ditemukan oleh ilmuwan asal Selandia Baru, yakni Ernest Rutherford.
Pada penelitiannya, Rutherford menyimpulkan bahwa proton terpusat di inti atom. Menurut Rutherford, jumlah proton di dalam inti atom sama dengan jumlah elektron yang mengitarinya. Adapun karakteristik proton adalah memiliki massa yang 1.800an kali lebih besar dari massa elektron dan rentan terhadap peristiwa peluruhan.
Selain dua muatan di atas, ada lagi partikel atomik yang tidak bermuatan, yaitu neutron. Neutron terletak di dalam inti atom bersama dengan proton. Partikel ini ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932.
Pada penelitiannya, Chadwick mengamati ada radiasi tak biasa Berilium saat ditembak partikel alfa. Oleh sebab itu, Chadwick menyimpulkan bahwa radiasi tak biasa ini disebabkan oleh suatu partikel yang tidak bermuatan, sehingga diberi nama sebagai neutron yang artinya netral.
Muatan Listrik pada Atom
Atom merupakan materi terkecil yang tidak bisa dibagi lagi menjadi materi lain dengan reaksi kimia biasa. Struktur atom menyerupai sistem tata surya kita, yaitu di bagian tengah terdapat inti atom yang terdiri dari proton dan neutron.
Sementara di bagian luar inti terdapat elektron yang senantiasa berputar mengelilingi inti. Berdasarkan kondisi elektronnya, atom dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
Atom Netral
Atom netral adalah atom yang memiliki muatan listrik positif (proton) sama dengan muatan listrik negatif (elektron). Contoh, Na (natrium), Cu (tembaga), Ca (kalsium), dan sebagainya.
Atom Negatif
Atom negatif adalah atom yang memiliki jumlah elektron lebih banyak daripada proton. Lalu, bagaimana bisa jumlah elektronnya lebih banyak? Ada suatu kecenderungan pada atom tertentu untuk menangkap elektron dari atom lain saat terjadi ikatan kimia. Nah, elektron-elektron yang ditangkap itu mengakibatkan atom bermuatan negatif. Contoh atom Cl bisa menjadi Cl- karena menangkap satu elektron di kulit terluarnya.
Atom Positif
Atom positif adalah atom yang memiliki jumlah proton lebih banyak daripada elektron. Atom-atom tertentu memiliki kecenderungan untuk melepaskan elektron di kulit terluarnya. Akibatnya, jumlah proton menjadi lebih banyak dari elektron. Contoh, atom Mg menjadi Mg2+ karena melepaskan 2 elektron di kulit terluarnya.
Rumus Muatan Listrik
Saat suatu penghantar diberi tegangan atau beda potensial di kedua ujungnya, maka elektron atau muatan di dalamnya akan bergerak. Gerakan muatan listrik inilah yang disebut kuat arus listrik. Kuat arus listrik yang dihasilkan sebanding dengan nilai muatan listriknya tiap satuan waktu. Secara matematis, rumus muatan listrik dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan Rumus
Q = muatan listrik (C)
I = kuat arus listrik (A)
t = waktu (s)
Untuk lebih jelasnya, simak contoh berikut.
Kuat arus yang mengalir pada suatu kumparan adalah 1,5 A. Tentukan muatan yang mengalir selama 3 s!
Diketahui
I = 1,5 A
t = 3 s
Ditanya: Q = …. ?
Jawaban
Muatan listrik yang mengalir pada kumparan tersebut bisa kamu tentukan dengan rumus:
Q = lt = (1,5)(3) = 4,5 C
Jadi, muatan listrik yang mengalir pada kumparan adalah 4,5 C.
Interaksi Antarmuatan Listrik
Interaksi antarmuatan listrik akan menghasilkan suatu gaya yang disebut gaya listrik atau lebih dikenal sebagai gaya Coulomb. Gaya Coulomb ini bisa berupa gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak seperti yang telah dibahas sebelumnya. Secara matematis, gaya interaksi antarmuatan listrik ini dirumuskan sebagai berikut.
Rumus Interaksi Antarmuatan Listrik

Keterangan Rumus
F = gaya Coulomb atau gaya listrik (N)
k = konstanta Coulomb yang nilainya 9 × 109 Nm2/C2
Q1 = muatan listrik ke-1 (C)
Q2 = muatan listrik ke-2 (C)
r = jarak pisah kedua muatan
Contoh Soal Muatan Listrik
Agar kamu semakin paham dengan materi kali ini, yuk simak contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal Pertama
Dua buah muatan yang masing-masing besarnya 6 μC terpisah sejauh 30 cm. Berapakah besarnya gaya tolak menolak antara kedua muatan?
Diketahui
Q1 = Q2 = 6 μC = 6 × 10-6 C
k = 9 x 109 Nm2/C2
r = 30 cm = 0,3 m
Ditanya: F =…?
Jawaban
Besarnya gaya tolak menolak antara kedua muatan dirumuskan sebagai berikut

Jadi, besarnya gaya tolak menolak antara kedua muatan adalah 3,6 N
Contoh Soal Kedua
Muatan A dan muatan B masing-masing besarnya 3 μC dan 4 μC. Keduanya terpisah sejauh 10 cm. Jika jarak pisahnya dijadikan 25 cm, tentukan perbandingan gaya Coulomb awal dan akhirnya!
Pembahasan
Q1 = 3 μC = 3 × 10-6 C
Q2 = 4 μC = 4 × 10-6 C
k = 9 x 109 Nm2/C2
r1 = 10 cm
r2 = 25 cm
Ditanya: F1 : F2 =…?
Jawaban
Perbandingan gaya Coulomb awal dan akhirnya bisa kamu tentukan dengan rumus berikut.

Jadi, perbandingan gaya Coulomb awal dan akhir kedua muatan adalah 25 : 4.
Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bermanfaat, ya. Untuk mendapatkan materi lengkapnya, yuk buruan gabung Quipper Video. Salam Quipper!