Proses Terjadinya Hujan & Jenis-jenisnya

Hai, Quipperian!

Kamu tentu sudah tahu kalau Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki musim kemarau dan musim hujan. Kalau berbicara soal hujan, kamu pernah enggak bertanya-tanya bagaimana ya proses terjadinya hujan? Apalagi hujan yang turun bisa menyediakan air segar bagi kita yang hidup di bumi. Hujan juga memungkinkan kehidupan modern dengan menyediakan air bagi pertanian, industri, dan energi listrik.

Awan berwarna abu-abu kehitaman, suara gemuruh, dan angin yang sepoi-sepoi biasanya jadi pertanda akan turun hujan. Kalau dilihat dari fenomena alam yang luar biasa ini, proses terjadinya hujan ternyata enggak sesimpel itu lho, Quipperian. 

Hujan yang turun adalah bagian dari siklus hidrologi bumi, di mana proses ini dimulai dari air lautan lalu ke daratan dan akan kembali lagi ke laut. Biar kamu enggak makin penasaran, kali ini Quipper Blog akan menjabarkan proses terjadinya hujan. Kuy, langsung simak penjelasannya berikut ini, ya!

Bagaimana Sih Proses Terjadinya Hujan?

Mungkin kamu pernah menggantungkan handuk basah di bawah terik sinar matahari, lalu setelah kamu diamkan beberapa jam handuk itu sudah kering. Hmm, kemana ya perginya air itu? Kok hilang secara misterius? Ternyata mereka itu enggak hilang, tapi mengalami yang namanya penguapan (evaporasi). 

Proses penguapan adalah proses perubahan molekul atau benda cair menjadi gas. Artinya, air di handuk tersebut bukannya hilang, melainkan berubah bentuk menjadi gas dengan bantuan energi panas. Sama halnya dengan proses terjadinya hujan, permukaan air juga menguap karena terkena panas matahari. 

Tapi, bukan hanya energi panas saja sih sebenarnya, ada beberapa faktor lainnya juga yang memengaruhi terjadinya penguapan seperti suhu, kelembapan, dan kecepatan angin. 

Penguapan juga bisa lho terjadi di tanah, salju, dan es. Tapi, bedanya salju dan es ini mengalami perubahan langsung dari padat menjadi uap yang dikenal dengan proses sublimasi. Pada tanaman, penguapan air juga terjadi melalui pori-pori kecil atau stomata mereka yang dikenal dengan proses transpirasi.

Setelah menguap, molekul air kemudian dibawa ke atmosfer. Setelah uap ini sampai ke atmosfer, mereka mulai mendingin dan membentuk tetes-tetesan air kecil dengan adanya proses pengembunan (kondensasi). Proses ini merupakan perubahan wujud gas menjadi cairan ketika molekul air sudah mencapai temperatur atau titik embunnya.

Kemudian pada proses terjadinya hujan, tetes-tetes air ini akan bergabung menjadi satu dan membesar, yang tentu saja massanya akan semakin berat. Tetesan atau kristal yang mengumpul inilah yang sering disebut dengan awan. Karena adanya gravitasi dan udara juga sudah enggak mampu menahan berat air, tetes air akhirnya jatuh ke tanah sebagai hujan.

Tapi, ada kalanya kristal yang turun ke bumi tadi melewati lapisan udara yang tetap dingin, sehingga pencairan enggak bisa terjadi. Mereka akan mengumpul bahkan membentuk batu es. Nah, fenomena inilah yang kita kenal dengan hujan es, di mana hal ini juga pernah terjadi di Indonesia.

Apa yang Terjadi Ketika Hujan Turun?

Hujan yang jatuh ke bumi didistribusikan ke dalam empat cara, yaitu sebagian dikembalikan ke atmosfer melalui penguapan, ada yang dicegah oleh vegetasi yang kemudian diuapkan dari permukaan daun, sebagian lagi meresap ke dalam tanah, dan sisanya mengalir langsung ke permukaan laut. Hujan yang jatuh ke daratan nantinya akan mengalir kembali ke sungai, laut, danau, dan samudra. 

Quipperian, kalau kita melihat proses terjadinya hujan tadi, selama ini air yang kita gunakan adalah hasil dari siklus bumi itu sendiri. Hal ini diperkirakan bahkan sudah dimulai sejak 3,8 miliar tahun yang lalu ketika bumi kondisinya masih mendingin. Energi dari matahari membantu menggerakan terjadinya siklus air dan gravitasi bumi mencegah air di atmosfer meninggalkan bumi.

Jenis-Jenis Hujan

Setelah tadi kamu sudah mengetahui proses terjadinya hujan, rupanya pembentukan hujan juga bermacam-macam lho tergantung dari wilayah tempat terjadinya. Ada 4 jenis hujan yang dikenal dan berikut ini ulasannya buat kamu.

1. Hujan Konvektif

Hujan ini terjadi ketika adanya perbedaan panas yang diterima lapisan udara di atas permukaan tanah dengan panas yang diterima permukaan tanah. Udara ini lebih hangat daripada udara di sekitarnya, sehingga naik ke atmosfer. Semakin tinggi ke atmosfer, maka udara panas tadi mulai mendingin. Akibatnya, uap air mengembun menjadi air yang kemudian membentuk awan cumulonimbus sebelum akhirnya turun menjadi hujan. 

Jenis hujan ini terjadi pada cakupan wilayah yang lebih kecil, sehingga seringkali kita menemukan di wilayah tertentu turun hujan tetapi di sekitarnya enggak terjadi hujan. Insentisitasnya juga cukup tinggi dan terjadi relatif cepat.

2. Hujan Orografi atau Relief

Jenis hujan yang satu ini sering terjadi di daerah pegunungan atau perbukitan. Proses terjadinya hujan diakibatkan angin yang mendorong udara ke arah bukit atau gunung. Kemudian, udara dipaksa naik karena enggak bisa masuk ke dalam bukit atau gunung tersebut. Ketika mencapai puncak dari bukit, udara mulai mendingin. Lalu, jika sudah mencapai cukup kelembapan, ia akan mengembun dan membentuk awan hingga akhirnya jatuh sebagai tetesan hujan. Kalau suhunya cukup dingin, jenis hujan ini bisa membentuk bola-bola salju.

3. Hujan Frontal

Hujan ini terjadi ketika adanya pertemuan udara dingin dengan udara hangat. Udara hangat naik ke atmosfer yang kemudian menabrak udara dingin. Namun, seperti saat kamu mendaki bukit, semakin tinggi naik ke atmosfer, semakin dingin pula suasananya. 

Udara hangat yang naik tadi juga mulai mendingin dan membentuk awan stratus, sebelum akhirnya menjadi hujan. Hujan frontal biasanya disertai badai petir, lengkap dengan kilat yang sering terjadi. Fenomena ini bisa berlangsung hingga beberapa menit bahkan beberapa jam.

4. Hujan Muson

Seperti namanya, hujan yang satu ini memang diakibatkan oleh angin muson. Angin ini merupakan angin yang menyebabkan musim hujan dan musim kemarau. Sepanjang tahun, angin ini berhembus dari benua Asia ke Australia dengan perubahan arah seiring musim. 

Karena melewati banyak samudera, angin ini menciptakan banyak uap air yang mengakibatkan proses terjadinya hujan. Hujan muson sendiri turun di India, Asia Tenggara, dan tempat lainnya.

Fakta Menarik Dibalik Proses Terjadinya Hujan

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana ya bentuk hujan? Apakah semua tetesan air hujan itu jatuh ke bumi? Ternyata, dibalik proses terjadinya hujan, ada banyak fakta menarik lho yang bisa bikin kita tercengang. Quipperian, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang hujan:

  • Ada air hujan yang bertahan di beberapa tempat lebih lama dari yang lainnya. Setetes air mungkin bisa menghabiskan lebih dari 3.000 tahun di lautan sebelum akhirnya berpindah ke tempat lainnya.
  • Antartika adalah benua terkering di bumi.
  • Tetesan hujan rata-rata jatuh dengan kecepatan 1 hingga 18 mph, tapi mereka bisa jatuh lebih cepat saat ada angin. 
  • Bentuk hujan bukan hanya berupa air, melainkan mereka bisa berwujud debu, serangga, kotoran, rumput, atau bahkan bahan kimia.
  • Setetes air hujan membutuhkan rata-rata 8 hari di atmosfer sebelum akhirnya jatuh ke bumi.
  • Jumlah curah hujan tertinggi terjadi di Cherrapunji, India.
  • Hujan dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah) yang disebut hujan asam disebabkan oleh pelepasan sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke udara. Hujan ini bisa berbahaya lho untuk tumbuhan dan hewan.
  • Ketika tetesan hujan jatuh ke tanah liat atau tanah berdebu, mereka akan memerangkap gelembung udara kecil di permukaan yang naik ke atas dan meledak keluar dari tetesan tersebut. Hal ini kemudian menghasilkan kantong-kantong bau ke udara yang kemudian dibawa oleh angin. Untuk itu, bau hujan identik dengan bau tanah.

Quipperian, itulah tadi penjelasan mengenai proses terjadinya hujan. Seru banget kan mengetahui bagaimana prosesnya? Semoga ulasan di atas bisa membantu untuk menghapus rasa penasaran dan kebingungan kamu ya tentang hujan. 

Jangan lupa ikuti dan cek terus pembahasan seru lainnya di Quipper Blog. Kamu juga bisa lho subscribe Quipper Video karena di sana akan ada banyak banget materi pembelajaran yang seru buat kamu.

[spoiler title=SUMBER]

  • sciencing.com/
  • coolkidfacts.com/
  • weather.com/
  • britannica.com/
  • sciencing.com/[/spoiler]

Lainya Untuk Anda

Materi Stoikiometri Rumus, Persamaan dan Contoh Soal

Pengertian Teori Pusat Pertumbuhan Menurut Para Ahli dan Faktor yang Mempengaruhi

Pengertian & Jenis-jenis Ruang Lingkup Geografi