Yuk, Belajar Pola Interaksi Sosial dalam Mata Pelajaran Sosiologi!

Hai Quipperian, gimana awal tahun 2019-nya? Sudah dapat pengalaman seru apa saja? Nah, untuk mengawali tahun baru 2019 ini, Quipper Blog ingin membahas sebuah isu yang gaul tapi perlu. Wah, kok bisa gaul tapi perlu? Bisa, karena isu ini menyangkut hal-hal yang terjadi di dalam pergaulan kita, tapi lebih penting lagi isu ini juga dibahas di dalam sebuah mata pelajaran dan kerap keluar diujikan di dalam mata pelajaran tersebut. Isunya adalah pola hubungan dalam masyarakat atau lebih singkatnya pola interaksi sosial. Berarti teman-teman Quipperian sudah bisa menebak dong mata pelajaran apa yang membahas ini? Ya! Sosiologi!

Sebelum melangkah lebih luas, kita perlu pahami bersama apa yang dimaksud sebagai interaksi sosial. Menurut pakar mikrososiologi, Erving Goffman, interaksi sosial adalah proses dimana seseorang bertindak dan bereaksi terhadap orang-orang di sekitarnya. Ini termasuk tindakan yang dilakukan orang terhadap satu sama lain dan tanggapan yang mereka berikan sebagai balasannya. Interaksi sosial adalah fitur mendasar dalam kehidupan.

Semua individu, kecuali mereka yang memutuskan untuk menjadi bhikkhu atau hidup benar-benar sebagai pertapa, wajib berinteraksi dengan orang lain setiap hari, virtual atau fisik. Prasyarat untuk mencapai tatanan masyarakat yang berfungsi dengan baik adalah interaksi sosial yang efektif.

Secara umum terdapat empat jenis pola interaksi sosial, gotong royong (cooperation), persaingan (competition), pertikaian (conflict), pertukaran (exchange). Keempat pola ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis, gotong royong dan pertukaran tergolong interaksi asosiatif sementara persaingan dan pertikaian tergolong disosiatif. So, mari kita mulai pembahasan pola interaksi sosial ini.

1. Gotong Royong (Cooperation)

Gotong royong adalah keadaan ketika sekelompok individu bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan. Gotong royong adalah bentuk interaksi sosial di mana semua peserta mendapat manfaat dengan mencapai tujuan mereka.

Gotong royong menyerap semua aspek organisasi sosial dari pemeliharaan persahabatan pribadi hingga keberhasilan operasi program internasional. Perjuangan untuk eksis memaksa manusia tidak hanya untuk membentuk kelompok tetapi juga untuk bergotong royong satu sama lain.

Istilah ‘gotong royong’ berasal dari dua kata Latin – makna ‘co’ berarti bersama-sama dan makna ‘operasional’ berarti bekerja. Karenanya, gotong royong berarti bekerja bersama untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama. Ketika dua orang atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, itu disebut gotong royong.

2. Pertukaran (Exchange)

Pertukaran dilakukan oleh seseorang karena mengharapkan imbalan, dalam hal ini status sosial. Contoh pertukaran antara lain adalah akomodasi dan asimilasi.

Akomodasi adalah penyesuaian seseorang kepada perilaku, kebiasaan, dan sikap baru yang disampaikan kepadanya melalui proses sosial. Ini adalah proses di mana individu atau kelompok menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Terkadang kondisi dan keadaan baru muncul di masyarakat. Individu telah belajar untuk menyesuaikan situasi yang baru. Dengan demikian, akomodasi berarti menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Asimilasi adalah proses sosial mendasar; itu adalah proses di mana individu dari budaya yang berbeda dipersatukan menjadi satu. Akomodasi yang sukses menetapkan tahapan untuk konsekuensi tambahan dari interaksi manusia, yaitu asimilasi. Ini menyiratkan penggabungan dan fusi lengkap dari dua atau lebih nilai budaya ke dalam satu komunitas yang sama.

Asimilasi dalam hubungan sosial berarti bahwa ragam kelompok budaya dan identitas melebur menjadi satu. Dengan demikian, mereka mulai merasakan; berpikir dan bertindak sama seperti mereka menyerap tradisi umum yang baru, sikap dan akibatnya mengambil identitas budaya baru. Ada proses yang beroperasi di antara kelompok etnis yang memasuki masyarakat dengan budaya masyarakat mereka sendiri.

3. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah proses di mana dua orang atau lebih berusaha untuk mencapai tujuan yang hanya dapat dicapai oleh satu orang. Ini sebenarnya merupakan bentuk perjuangan sosial yang paling mendasar. Persaingan adalah fitur umum dari masyarakat Barat dan landasan sistem ekonomi kapitalis dan bentuk pemerintahan demokratis. Itu terjadi setiap kali ada persediaan yang tidak mencukupi dari apa pun yang diinginkan manusia, dalam arti bahwa semua tidak dapat memiliki sebanyak yang mereka inginkan. Ogburn dan Nimkoff mengatakan bahwa persaingan terjadi ketika permintaan keluar memasok.

Sebagian besar sosiolog melihat persaingan sebagai positif, sebagai sesuatu yang dapat memotivasi orang untuk mencapai tujuan. Namun, persaingan juga dapat menyebabkan tekanan psikologis, kurangnya kerja sama dalam hubungan sosial, ketidaksetaraan, dan bahkan konflik.

4. Pertikaian (Conflict)

Konflik adalah suatu keadaan ketika individu atau kelompok berinteraksi dengan tujuan mengalahkan lawan. Ini adalah salah satu proses sosial disosiatif atau disintegratif. Konflik muncul hanya ketika perhatian pesaing dialihkan dari objek persaingan kepada usaha untuk mengeliminasi lawan.

Sebagai sebuah proses, ini adalah anti-tesis gotong royong. Ini adalah proses menghilangkan atau melemahkan pesaing, dengan bonusnya sebuah imbalan. Ini adalah upaya yang disengaja untuk memaksa, menentang, dan bahkan atau menggagalkan kehendak orang lain. Konflik adalah kompetisi dalam bentuk sesekali, pribadi dan bermusuhan.

Walau bisa juga berorientasi kepada sebuah tujuan atau objektif, tetapi konflik tidak seperti kerja sama dan kompetisi, ia berusaha untuk menangkap tujuannya dengan membuat tidak efektif atau mengalahkan pesaing.

Nah, Quipperian, demikian ulasan Quipper Blog kali ini tentang pola interaksi sosial untuk mata pelajaran Sosiologi. Semoga tak hanya berguna untuk pelajaran, namun juga bagi teman-teman Quipperian untuk merancang dan memiliki hubungan sosial yang positif ya! Salam! Jangan lupa kunjungi Quipper Blog untuk artikel menarik lainnya.

Sumber:

Penulis: Jan Wiguna

Contoh Soal HOTS Pola Interaksi Sosial dan Cara Menghadapinya