Home » Mapel » Sosiologi » Apa yang Dimaksud dengan Perubahan Sosial dan Dampaknya?

Apa yang Dimaksud dengan Perubahan Sosial dan Dampaknya?

Apa yang Dimaksud dengan Perubahan Sosial dan Dampaknya

Kondisi sosial pasti mengalami perubahan, Quipperian. Inilah yang dinamakan perubahan sosial. Maksud dari perubahan sosial adalah penataan kembali semua aspek kehidupan, mulai dari budaya ke hubungan sosial, politik ke ekonomi, cara berpikir, hingga cara hidup. Saat perubahan ini terjadi, bisa timbul berbagai permasalahan tertentu yang berdampak pada masyarakat, lho. Biar lebih paham soal perubahan sosial, yuk, simak artikel berikut ini!

Apa itu permasalahan sosial?

Dalam setahun terakhir, pemberitaan kerap menampilkan korupsi, kolusi, nepotisme, pencurian, pelecehan, dan diskriminasi, serta wabah Covid-19 yang nggak kunjung berhenti. Semua pemberitaan yang berasal dari televisi, media sosial, radio, dan surat kabar tersebut menunjukkan bahwa ada banyak permasalahan sosial saat ini yang harus diatasi atau dikurangi, Quipperian.

Pengertian permasalahan sosial pun bervariasi menurut para ahli. Soerjono Soekanto, profesor di bidang sosiologi, mendefinisikan permasalahan sosial sebagai, “Ketidaksesuaian antara berbagai unsur kebudayaan yang jika dibiarkan dapat membahayakan interaksi dalam kelompok sosial.”

Sedangkan menurut Pincus dan Minahan, permasalahan sosial merupakan, “Kondisi sosial yang tidak sesuai dengan sejumlah nilai masyarakat setelah dievaluasi oleh masyarakat. Permasalahan sosial bisa dikenali jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan menurut penilaian mereka.”

Jadi, berdasarkan pengertian dari para ahli ini, dapat disimpulkan bahwa permasalahan sosial adalah setiap perilaku atau kondisi yang punya konsekuensi negatif bagi sebagian besar orang. Umumnya, permasalahan sosial dinilai sebagai kondisi yang harus segera ditangani.

Kalau eksklusi sosial, apa artinya?

Nah, kalau eksklusi sosial itu menggambarkan situasi di mana nggak semua orang punya akses yang sama terhadap peluang dan layanan yang memungkinkan mereka menjalani kehidupan layak dan bahagia. Contoh sederhananya seperti infrastruktur air dan listrik.

Ibarat jaringan listrik yang menghubungkan berbagai bagian masyarakat satu sama lain, eksklusi sosial mengacu pada blacked-out are (area gelap), yaitu komunitas yang nggak terhubung ke jaringan dan nggak bisa menikmati manfaat dan peluang yang sama seperti orang lain, Quipperian. Komunitas-komunitas ini sering disebut sebagai kelompok ‘terpinggirkan’.

Faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan sosial

Permasalahan sosial tentunya nggak terjadi begitu aja. Ada beberapa faktor yang jadi penyebabnya, di antaranya:

1. Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan kontributor paling signifikan terhadap permasalahan sosial, Quipperian. Resesi global dan PHK, misalnya, bisa berpotensi memicu kejahatan. Faktor ekonomi juga dapat digunakan untuk menentukan maju atau tidaknya suatu negara. Hal ini berpengaruh juga pada masalah sosial politik dalam aspek psikologis dan biologis masyarakat.

2. Biologis

Masalah sosial dapat terjadi karena faktor biologis sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang nggak sesuai dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat. Contohnya wabah penyakit menular, penyakit virus baru, dan makanan beracun.

Kalau suatu penyakit menular telah menyebar di suatu daerah, kondisi ini dapat menimbulkan masalah sosial. Faktor biologis juga berkontribusi terhadap malnutrisi, yang merupakan masalah sosial. Hal ini disebabkan kurangnya fasilitas kesehatan yang layak, serta kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat yang nggak memadai.

3. Psikologis

Faktor psikologis berkaitan dengan masalah pola pikir masyarakat atau individu tertentu yang bersinggungan dengan tatanan sosial yang ada. Contohnya adalah aliran sesat dan tafsir-tafsir lain yang menyimpang dari ajaran agama dan jika ditelaah dengan saksama, sebetulnya nggak masuk akal. Berhubung masalah sosial ini menyangkut masalah kepercayaan, maka perlu penanganan yang berkelanjutan dengan pendekatan bijak.

4. Budaya

Faktor budaya memicu masalah sosial dengan menimbulkan inkonsistensi dalam implementasi norma, nilai, dan kepentingan sosial sebagai akibat dari proses perubahan sosial dan pola masyarakat yang heterogen atau multikultural. Di berbagai negara, contoh masalah sosial termasuk kenakalan remaja, konflik antar-etnik, diskriminasi, gender, pernikahan dini, bahkan pengakuan hak kekayaan budaya.

Budaya yang berkembang di masyarakat akan berperan dalam menimbulkan masalah sosial. Selanjutnya, beberapa budaya dalam masyarakat, seperti budaya masuk tanpa izin dan fatalistik, dapat menjadi masalah sosial.

Budaya menerobos ini mengajarkan orang untuk nggak disiplin dan mengikuti aturan. Misalnya, dalam merawat sesuatu, masyarakat akan lebih memilih untuk mengambil jalan pintas dan mengabaikan proses atau prosedur yang benar. Akibatnya, suap, calo, dan budaya antre yang rendah pun menyebar.

Orang yang memiliki sikap fatalistik dapat mengembangkan keyakinan anti-logika yang bisa berbahaya bagi kehidupan dan harta benda mereka. Sikap fatalistik ini juga dapat menyebabkan orang menjadi resisten alias cenderung menolak perubahan. Padahal, perubahan itu akan membuat hidup mereka lebih baik.

Dampak permasalahan sosial terhadap masyarakat

Berbagai jenis permasalahan sosial yang muncul di masyarakat adalah akibat dari interaksi dan hubungan negatif antar-individu. Beberapa contoh masalah sosial yang sering dijumpai dalam suatu masyarakat adalah pengangguran, kenakalan remaja, masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, masalah kependudukan, dan masalah sosial lainnya.

Berbagai permasalahan sosial tersebut pada akhirnya berdampak pada masyarakat secara keseluruhan. Efek yang muncul juga sangat beragam, mulai dari efek positif hingga negatif. Beberapa contoh dampak negatif dari permasalahan sosial di masyarakat adalah meningkatnya kriminalitas, kesenjangan kelas sosial yang semakin melebar, munculnya perilaku menyimpang, adanya perpecahan kelompok, dan meningkatnya pengangguran.

Perbedaan Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya

Perubahan Sosial terjadi karena faktor waktu, nilai sosial, norma dan pola perilaku sedangkan perubahan budaya terjadi karena adanya transformasi budaya, penemuan, dan kontak dengan budaya lain.

Kesimpulan

Dari sini, bisa disimpulkan kalau perubahan sosial itu berarti penataan kembali semua aspek kehidupan, mulai dari budaya ke hubungan sosial, politik ke ekonomi, cara berpikir, hingga cara hidup. Permasalahan sosial sendiri adalah setiap kondisi atau perilaku yang menghasilkan konsekuensi negatif bagi sebagian besar orang. Ingin memahami perubahan sosial dan dampaknya lebih jauh? Yuk, cek artikel Quipper lainnya untuk cari inspirasi. Selamat belajar, Quipperian!

Lainya untuk Anda