Beberapa tahun yang lalu, orang masih menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar utama, tetapi saat ini telah dikonversi ke gas. Pertimbangannya karena produksi minyak tanah yang semakin berkurang sementara cadangan gas alam di Indonesia masih sangat melimpah.
Nah, sampai saat ini mungkin kita belum begitu risau ya dengan ancaman keterbatasan sumber energi dalam menopang kebutuhan harian karena cadangan sumber energi yang dimiliki Indonesia, utamanya gas bumi masih tinggi. Namun, tidak semua negara seberuntung Indonesia, sehingga perlu memikirkan opsi efisiensi pemanfaatan energi yang lebih maksimal.
Kondisi ini akhirnya menggugah para pengelola negara di seluruh dunia untuk melakukan sesuatu yang dapat mengarahkan untuk menemukan opsi energi terbarukan. Bukan cuma itu, perlu pula untuk mengatur pola pemanfaatan energi agar lebih efektif dan efisien, sehingga tercetuslah istilah smart energy.
Apa Itu Smart Energy?
Jadi, smart energy adalah suatu sistem energi terbarukan yang mengoptimalkan pemanfaatan semua komponen dalam sistem produksi energi untuk memaksimalkan efisiensi, mengurangi biaya, dan tetap mengutamakan keamanan dalam pemanfaatannya. Smart energy juga mengakomodir upaya pemeliharaan infrastruktur energi untuk dapat memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi di masa depan.
Kalau kita mengamati definisi di atas, ada empat komponen nih yang menjadi ciri dari smart energy yaitu:
- Terintegrasi
- Aman
- Hemat biaya
- Berkelanjutan.
So, pengembangan smart energy sejak awal dicetuskan hingga saat ini pun tidak terlepas dari keempat hal tersebut. Integrasi yang dihasilkan dari pengimplementasian smart energy menjadikan sebuah rangkaian alur energi yang pemanfaatannya terdiferensiasi secara proporsional.
Sebelum hadirnya konsep smart energy, pengembangan smart grid atau jaringan listrik pintar sudah sampai pada fungsi kontrol pemanfaatan energi listrik yang cukup baik dan bisa terkoneksi dengan smartphone. Nah, ketika konsep smart energy mulai dikembangkan, konsep smart grid tadi menjadi bagian dari konsep smart energy. Pengembangan terus dilakukan dan dengan sentuhan teknologi saat ini menjadikan fungsi kontrolnya menjadi jauh lebih baik dan ramah lingkungan.
Selanjutnya, teknologi smart energy mendorong terciptanya smart city. Definisi smart city yang kita maksud di sini adalah sebuah konsep kota yang seluruh perangkat instrumennya terkoneksi dengan cerdas dan smart energy merupakan salah satu pilar yang mendukung terciptanya smart city. Selain smart energy ada juga beberapa pilar lainnya, antara lain smart building, smart water, smart data center, smart mobility, dan smart public services. Masing-masing pilar ini saling terintegrasi lewat sistem yang disebut smart integration.
Nah, sejauh ini sudah cukup ngerti kan ya tentang smart energy sistem termasuk hubungannya dengan energi terbarukan? Selanjutnya kita coba bahas seperti apa perkembangan dan pengimplementasian smart energy di Indonesia. Apakah masih sebatas wacana atau bisa jadi sudah direalisasikan nih?
Perkembangan Smart Energy System di Indonesia
Nah, kalau di Indonesia, rencana menuju pengimplementasian smart energy ternyata sudah dimulai sejak tahun 2020, Quipperian, dimulai dengan pengembangan teknologi smart grid. Sejauh ini sudah ada 7 kota di Indonesia yang mulai mengembangkan teknologi smart grid antara lain Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Semarang, Jogja, dan Denpasar.
Di Jakarta, menerapkan pusat kontrol untuk menerima berbagai pengaduan dari masyarakat terkait masalah-masalah macet, sosial, sampah, banjir, kriminalitas, pelayanan publik dan lain-lain. Sementara di Bandung, memanfaatkan teknologi tersebut untuk kemudahan perizinan, kemudian di Makassar mengimplementasikan teknologi tersebut dalam bentuk smart card untuk kemudahan pembayaran.
Lalu, Surabaya memanfaatkan teknologi tersebut sebagai kontrol lalu lintas. Semarang memanfaatkannya untuk mengefisienkan pelaporan warga dan sistem perizinan, kemudian Jogja menggunakan teknologi smart grid untuk mengelola penggunaan listrik. Selanjutnya di Denpasar pemanfaatannya sudah lebih kompleks mulai dari pemantauan banjir, pengaduan masyarakat, sistem informasi geografis setempat, dan e-sewaka dharma.
Pengembangan teknologi smart grid juga nantinya akan membantu suplai energi untuk beberapa sektor, salah satunya transportasi. Hal ini juga selaras dengan rencana Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai yang sudah tertuang dalam PP No. 55 Tahun 2019.
Wah, ternyata rencana Indonesia untuk menuju smart energy sudah sejauh itu ya! Artinya negara kita tercinta tidak ketinggalan dong dalam upaya menciptakan smart city? Kalau berdasarkan rencana yang ditetapkan pemerintah sih, harusnya tahun 2025 kita sudah bisa melihat beberapa hasil dari pengembangan teknologi smart grid. Kita doakan bersama ya, Quipperian. Semoga rencana tersebut bisa terwujud sesuai target yang diharapkan.
So, melihat perkembangan yang ada pastinya kamu nggak mau tinggal diam aja dong? Ini kesempatan besar lho bagi kamu yang memiliki passion di bidang teknologi dan kelistrikan untuk mengambil bagian dalam pengembangan teknologi ini.
Kalau kamu mau, pastinya selalu ada jalan untuk bisa mewujudkan keinginanmu berkarier di sektor ini. Kamu bisa memantapkan kemampuan dan pengalamanmu terlebih dahulu dengan bergabung di Institut Teknologi PLN (IT PLN). Kampus ini merupakan lembaga pendidikan resmi yang dimiliki PT PLN (Persero) yang berfokus pada teknologi kelistrikan dan energi.
(Baca juga: STT PLN Berubah Jadi IT PLN, Ini Keunggulannya!)
Dengan belajar di kampus ini, kamu akan diajari langsung oleh dosen-dosen yang juga telah berpengalaman di bidang kelistrikan entah itu dari sisi teknis maupun manajemennya. Hal yang paling seru adalah kamu juga berkesempatan untuk berpartisipasi langsung para projek-projek kelistrikan dan energi yang dikelola PT PLN. Jadi, bisa kebayang kan kematangan ilmu dan pengalaman yang bisa kamu dapatkan selama belajar di IT PLN?
Untuk mengetahui info kampus terlengkap dan berkualitas, cek di campus.quipper.com