Quipperian, dalam membuat karya tulis ilmiah seperti makalah, laporan, skripsi dan lain-lain tentunya kamu membutuhkan berbagai sumber untuk mendukung atau menyempurnakan hasil karya tulismu. Sumber yang digunakan dapat berupa buku, koran, jurnal, laman internet, dan sebagainya. Nah, untuk menggunakannya terdapat ketentuan yang harus kamu penuhi, yaitu mencantumkan sumber tersebut ke dalam daftar pustaka.
Yup, dengan adanya daftar pustaka, pembaca pun dapat mengetahui sumber yang kamu gunakan saat membuat karya tulis, sehingga karyamu dapat diakui kebenarannya. Selain itu, daftar pustaka juga wajib dilampirkan untuk menghindari plagiarisme. Namun, sebelum membahas lebih jauh, kita pahami dulu yuk apa itu daftar pustaka!
Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan daftar sumber yang telah digunakan untuk rujukan suatu karya tulis ilmiah. Lebih jelas lagi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jilid V, daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut abjad.
Seperti yang telah disebutkan di atas, dengan melampirkan daftar pustaka, pembaca pun dapat mengetahui bahwa data yang kamu gunakan merupakan data yang benar. Selain itu, daftar pustaka juga bermanfaat sebagai sarana untuk berterima kasih kepada penulis atas karyanya yang kamu gunakan sebagai sumber. Supaya kamu semakin memahaminya, simak tujuan daftar pustaka di bawah ini ya.
Tujuan Daftar Pustaka
Daftar pustaka memiliki peranan yang sangat penting, sebab keberadaannya dapat menentukan kualitas dan kredibilitas dari sebuah karya tulis. Berikut ini adalah tujuan dari penulisan daftar pustaka:
1. Menghindari tindakan plagiat atau penjiplakan
Saat membuat karya tulis ilmiah, tentu kamu akan mengutip pendapat maupun hasil penelitian dari buku atau sumber lainnya. Jika struktur kalimatnya masih utuh, maka ketika dicek menggunakan tools khusus untuk plagiat, nantinya kamu akan terdeteksi melakukan plagiarisme. Oleh karena itu, Quipperian perlu menyusun daftar pustaka untuk menunjukkan bahwa tindakanmu adalah mengutip bukan plagiarisme.
2. Menghargai penulis lain
Dengan melampirkan daftar pustaka di halaman belakang karya tulismu, maka kamu telah mengakui bahwa kutipan yang kamu tulis merupakan hasil pemikiran orang lain. Hal ini juga membuat pembaca dapat mengetahui asal kutipan, sehingga penulis asli kutipan tersebut akan merasa dihargai
3. Membantu pembaca untuk mengetahui sumber secara mendetail
Melalui daftar pustaka, pembaca jadi lebih mudah menemukan sumber untuk menelusuri pendapat yang kamu kutip. Sebab, biasanya mereka juga membutuhkan daftar sumber tersebut untuk melakukan penelitian yang masih berkaitan.
Setelah mengetahui tujuannya, kamu semakin paham dong mengenai pentingnya keberadaan daftar pustaka di dalam karya tulis ilmiah? So, mari kita belajar cara menulis daftar pustaka yang baik dan benar.
Cara Membuat Daftar Pustaka
Nah, supaya lebih jelas, umpamakan kamu menggunakan sumber buku berjudul Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik karya Suharsimi Arikunto yang diterbitkan oleh Rineka Cipta di Jakarta tahun 2022. Berikut langkah-langkah penulisan daftar pustaka untuk buku yang memiliki satu penulis:
- Tulis nama pengarang buku dengan nama belakangnya terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma dan nama depan. Setelah itu, beri tanda titik (.) di belakang nama depan.
- Lanjutkan dengan penulisan tahun terbit buku tersebut, kemudian bubuhi tanda titik (.) di belakangnya
- Tulis judul buku dengan cara dicetak miring, lanjutkan dengan tanda titik (.) di belakang judul.
- Selanjutnya, tuliskan kota diterbitkannya buku tersebut dengan diikuti tanda baca titik dua (:).
- Terakhir, tulis nama penerbit dan jangan lupa untuk mengakhirinya dengan tanda titik (.).
Contoh penulisan nama pengarang → Arikunto, Suharsimi.
Contoh penulisan tahun terbit → Arikunto, Suharsimi. 2002.
Contoh penulisan judul buku → Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Contoh penulisan kota → Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Contoh penulisan penerbit → Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Itulah contoh cara menulis daftar pustaka yang berasal dari buku. Oh ya, jangan lupa untuk memperhatikan jumlah pengarang buku ya, sebab apabila jumlahnya lebih dari satu maka cara penulisannya pun berbeda.
Apabila pengarang sumber berjumlah dua orang, maka hanya nama pengarang pertama saja yang penulisannya dibalik, sementara pengarang kedua cukup ditulis nama lengkapnya tanpa dibalik. Sebagai contoh, kamu mengutip dari buku berjudul Sosiolinguistik yang ditulis oleh Abdul Chaer dan Leonie Agustina dan diterbitkan di Jakarta oleh Rineka Cipta pada tahun 2004. Maka penulisannya menjadi:
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Namun, jika pengarang sumber berjumlah tiga orang atau lebih, maka hanya nama pengarang pertama saja yang dibalik, sementara pengarang lainnya diwakilkan dengan singkatan dkk. Misalnya, kamu menggunakan buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia ciptaan Hasan Alwi, Anton M. Moeliono, Hans Lapoliwa, Sry Satya Tjatur Wisnu Sasangka, dan Sugiyono yang diterbitkan di Jakarta oleh Balai Pustaka pada tahun 2003. Maka pada daftar pustaka ditulis:
Alwi, Hasan., dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Gimana, Quipperian? Kamu sudah semakin paham kan cara membuat daftar pustaka? Meskipun terlihat rumit, akan tetapi sebenarnya sederhana lho, kamu tinggal mengikuti langkah-langkah di atas dengan benar. Mudah, kan?
Penulis: Amelia Istighfarah
Editor: Tisyrin Naufalty Tsani