Home » Mapel » Sejarah » Ekspedisi Pamalayu – Pengertian, Latar Belakang, Dampak

Ekspedisi Pamalayu – Pengertian, Latar Belakang, Dampak

Hai, Quipperian! Masih ingatkah kamu tentang kerajaan Singasari? Kerajaan satu ini merupakan kerajaan bercorak Hindu-Budha dan berdiri pada 1222 Masehi dan terletak di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Wilayah Kerajaan Singasari dahulu, kini dikenal sebagai Kota Malang. Siapa nih yang sudah pernah berlibur ke kota Malang?

Nah, dalam masa kejayaan Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara yang kala itu memimpin melakukan Ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi ini juga dikenal sebagai kisah penaklukan Sumatera oleh Kerajaan Singasari. Penasaran sama cerita lengkap dari ekspedisi ini? Pas banget nih Quipper Blog bakal bahas lebih lanjut, check it out!

Apa itu Ekspedisi Pamalayu?

Model kapal tahun 800-an Masehi, diambil dari reilef Candi Borobudur. Sumber: id.wikipedia.org

Ekspedisi Pamalayu adalah perjalanan yang dilakukan pada tahun 1275 Masehi dan merupakan upaya raja Kertanegara untuk memperluas wilayah kekuasaan Singasari. Istilah “Pamalayu” ditemukan dalam Kitab Pararaton, pada tahun 1600 Masehi. Istilah ini diambil dari Bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti perang melawan Melayu. 

Mungkin terdengarnya seperti upaya yang melibatkan pertumpahan darah, ya? Namun, menurut catatan sejarah, tidak ada pertarungan sengit di antara keduanya. Justru dalam ekpedisi Pamalayu menunjukkan adanya perjanjian antara dua pihak yang dilakukan secara baik-baik.

Sebelumnya, kerajaan Singasari berhasil menaklukan beberapa daerah di luar Jawa seperti Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang. Kerajaan Melayu di Dharmasraya yang kala itu dipimpin oleh raja Sriman Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa menjadi kawasan bawahan dari kerjaaan Singasari.

Tujuan Ekspedisi

Kalau tidak terjadi pertarungan, lalu apa sih tujuan utama Raja Kertanegara melakukan ekspedisi ini? Nah, selain untuk memperluas daerah kekuasaan kerajaan Singasari, ekspedisi Pamalayu dilakukan untuk mengimbangi pengaruh Kubilai Khan yang kala itu memiliki pengaruh terbesar di Asia Tenggara.

Ekspedisi Pamalayu juga ditujukan untuk melakukan inspeksi pada Kerajaan Melayu karena wilayahnya yang luas dan terbentang dari pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya. 

Atau lebih tepatnya, ekspedisi ini dilakukan untuk menjalin hubungan yang baik antarsatu kerajaan dengan kerajaan lain. Hal ini ditandai dengan pengiriman arca Amoghapasa sebagai hadiah dari kerajaan Singasari kepada kerajaan Malayu. 

Latar Belakang Ekspedisi

Arca Amoghapasa, hadiah persahabatan Maharajadhiraja Kertanagara untuk Maharaja Tribhuwanaraja. Sumber: id.wikipedia.org.

Pada ekspedisi Pamalayu ini, raja Kertanegara mengirimkan Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang) untuk memimpin pasukannya melakukan perjalanan ke kerajaan Melayu. Perjalanan ini dimulai pada tahun 1275 Masehi dan para pasukan kembali ke Jawa 19 tahun setelahnya, yaitu tahun 1294 Masehi. 

Dalam ekspedisi ini, pasukan Kebo Anabrang membawa patung Amoghapasa dari Jawa ke Sumatera dengan 14 pengiring. Wah, sepertinya spesial banget, ya! Patung Amoghapasa kemudian diletakkan dengan cara dipahat di Prasasti Padang Roco.

Setelah penyerahan patung Amoghapasa, raja Melayu menghadiahkan dua puterinya, Dara Jingga dan Dara Petak untuk dinikahkan oleh raja Kertanegara.

Ternyata, selama 19 tahun pasukan Singasari menetap di kerajaan Melayu, Kaisar Khubilai Khan mengirimkan pasukan Mongol untuk menyerang kerajaan Singasari pada tahun 1292. Sebelumnya, Khubilai Khan memang sudah berupaya untuk menaklukkan kerajaan Singasari, namun upayanya selalu gagal.

Rencana Khubilai Khan tampaknya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Saat pasukan Mongol datang untuk menyerang, ternyata kerajaan Singasari sudah runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang. 

Maka pasukan Mongol bekerjasama dengan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, untuk menaklukan Jayakatwang. Raden Wijaya juga mengambil Dara Petak sebagai istri dan menyerahkan Dara Jingga untuk seorang Dewa.

Dampak Ekspedisi Pamalayu

Tokoh Jayakatwang. Sumber: dictio.id

Karena kekuatan militer kerajaan Singasari pada saat dilakukan ekspedisi Pamalayu belum sepenuhnya lengkap, ini menjadi celah bagi Aria Wiraraja – mantan pejabat tinggi di Kerajaan Singasari untuk menghasut Jayakatwang melakukan pemberontakan. 

Jayakatwang kemudian mengirimkan pasukan yang dinamakan Jaran Guyang untuk menyerbu kerajaan Singasari dari arah utara. Tanpa diketahui oleh raja Kertanegara di kala itu, ternyata pasukan Jaran Guyang hanya taktik agar pertahanan di ibu kota kosong.

Setelah mengetahui bahwa ibu kota kerajaan Singasari tidak lagi memiliki pertahanan yang penuh, Jayakatwang kembali mengirimkan pasukan yang lebih besar untuk menyerang kerajaan Singasari. Penyerangan inilah yang menyebabkan raja Kertanegara terbunuh dan kerajaan Singasari runtuh.

Setelah kemenangan ini, Jayakatwang sempat menjadi pemimpin di Kadiri (sekarang daerah Kediri), namun masa kepemimpinannya tidak bertahan lama. Akhirnya, Raden Wijaya, menantu dari Raja Kertanegara mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai penerus Kerajaan Singasari di tahun 1293 Masehi. 

Kerajaan Majapahit kemudian menjadi kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Indonesia yang menguasai Nusantara. 

Wah, ternyata ekspedisi Pamalayu yang diawali untuk menjalin hubungan yang baik antar kerajaan punya lika-liku ceritanya sendiri, ya! Untuk mengetahui cerita-cerita kerajaan dan sejarah kerajaan di Indonesia, yuk gabung ke Quipper Video yang punya banyak kumpulan soal-soal latihan, ulasan, video tutor, dan rangkuman materi. Kuy, subscribe!

Lainya untuk Anda