Home » Mapel » Sejarah » Kerajaan Bali – Lokasi, Tokoh yang Berperan, dan Peninggalan

Kerajaan Bali – Lokasi, Tokoh yang Berperan, dan Peninggalan

Hai, Quipperian!

Siapa sih yang enggak tahu Pulau Bali? Pulau para dewa ini selalu memiliki daya tarik akan keindahannya hingga disebut-sebut sebagai heaven on Earth.

Bicara tentang Bali, apakah kamu tahu tentang Kerajaan Bali? Kerajaan dengan corak Hindu-Buddha ini berdiri pada abad ke-8 Masehi, lho.

Kali ini, Quipper Blog punya ulasan lengkap tentang kerajaan satu ini, nih. Selamat membaca!

Di Mana Lokasi Kerajaan Bali?

lokasi kerajaan bali

Peta 9 Kerajaan Bali tahun 1900. Source: id.wikipedia.org

Sesuai dengan namanya, tentu saja tebakanmu benar, deh, Quipperian! Lokasi dari Kerajaan Bali adalah Pulau Bali. Lebih tepatnya lagi, di lereng Gunung Agung (saat ini Desa Besakih).

Memiliki lokasi yang dekat dengan Pulau Jawa, tidak heran bahwa kerajaan ini memiliki hubungan yang sangat erat juga dengan Pulau Jawa. 

Pusat pemerintahan kerajaan sendiri terletak di Singhamandawa.

Siapa Saja Tokoh yang Berpengaruh dalam Kerajaan Bali?

tokoh yang berpengaruh pada kerajaan bali

Airlangga. Source: id.wikipedia.org

Kerajaan Bali didirikan oleh Wangsa Warmadewa, Sri Kesari Warmadewa, yang menjadi raja pertama di sana. Dinasti Warmadewa adalah penguasa termasyhur di kerajaan ini, lebih dari 1 abad mempertahankan kekuasaan mereka hampir tanpa adanya konflik internal. 

Diperkirakan bahwa dinasti ini berasal dari Kerajaan Sriwijaya yang berpindah ke Bali saat diutus oleh sang raja untuk menaklukkan Jawa dan sekitarnya. Raja Kesari Warmadewa dikenal cerdas dan bijaksana.

Raja yang naik takhta selanjutnya, Sri Ugrasena, meninggalkan 9 prasasti yang berisi pembebasan pajak di daerah tertentu dan pembangunan tempat-tempat suci kerajaan.

Setelahnya, ada beberapa raja, antara lain Ajiabanendra Warmadewa, Tabanendra Warmadewa, Jayasingha Warmadewa, Janasadhu Warmadewa, dan Sri Wijaya Mahadewi.

Kejayaan bagi Kerajaan Bali baru dapat diraih pada masa kepemimpinan Raja Sri Dharma Udayana. Pada masa kepemimpinannya, pengaruh kebudayaan Jawa di Bali semakin berkembang karena pernikahannya dengan Gunapriya Dharmapatni, putri dari Raja Makutawangsawardhana di Jawa Timur. Pengaruh kebudayaan Jawa ini antara lain penulisan prasasti dengan bahasa Jawa Kuno dan pembentukan dewan penasihat kerajaan selayaknya sistem di kerajaan-kerajaan Jawa.

Raja Udayana memiliki tiga orang anak, yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Airlangga tidak meneruskan takhta karena ia menjadi menantu dari Raja Dharmawangsa dari Kerajaan Medang Kamulan. Marakata pun naik takhta. Setelah kepemimpinannya berakhir, ia digantikan oleh Anak Wungsu.

Wafatnya Raja Anak Wungsu mengakhiri kekuasaan Dinasti Warmadewa di kerajaan ini. Selanjutnya, ada beberapa raja yang memerintah, antara lain Jayasakti, Ragajaya, Jayapangus, Ekajalancana, dan Sri Astasura Ratna Bumi Banten.

Kemunduran di kerajaan ini terjadi sejak pemerintahan Sri Jaya Kesunu. Ia menghabiskan waktu untuk bertapa dan mengesampingkan urusan pemerintahan akibat takut akan mitos bahwa siapapun yang berkuasa pasti berumur pendek dan tidak akan bahagia. Kerajaan pun pernah mendapatkan serangan dari Kerajaan Singosari dan mengalami kekalahan, namun bangkit kembali pada saat Kerajaan Singosari runtuh.

Pada akhirnya, Kerajaan Bali mengalami keruntuhan setelah dikuasai oleh Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Gajah Mada. Setelah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, muncul golongan baru di tengah masyarakat yang disebut Wong Majapahit.

Kehidupan di Kerajaan Bali pada Masa Lalu

kerajaan bali pada masa lalu - Pura Maospahit

Pura Maospahit Denpasar Bali. Source: id.wikipedia.org

Masyarakat di Kerajaan Bali mempunyai tradisi yang kuat, peninggalan dari nenek moyang mereka. Seperti masyarakat Bali modern, dahulu masyarakat Kerajaan Bali juga bersifat terbuka pada hal baru, namun masih memegang teguh tradisi yang ada.

Agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat adalah Hindu, Buddha, dan kepercayaan animisme. Pengaruh Hindu terlihat jelas dari sistem kasta atau caturwarna yang dilaksanakan di tengah masyarakat. Agama Hindu berkembang dengan lebih pesat dibandingkan agama dan kepercayaan lainnya, bahkan hingga saat ini.

Raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Bali dikenal sebagai raja-raja taat hukum yang melaksanakan pemerintahan dengan berdasar kepada petunjuk dalam kitab Undang-Undang Uttara Widdhi Balawan dan Rajawacana.

Kehidupan ekonomi masyarakat berpusat dengan kegiatan ekonomi di sektor pertanian. Kehidupan masyarakat sangat erat dengan bercocok tanam, dengan istilah yang digunakan mulai dari kebwun (kebun), gaga (ladang), hingga kasuwakan (irigasi).

Tidak hanya bertani, sebagian masyarakat juga menjadi pande (pengrajin perhiasan, senjata, dll), undagi (pemahat/pelukis), serta pedagang yang melakukan perdagangan antar pulau.

Dalam bidang kesenian, masyarakat juga memiliki sebuah tradisi bernama Mabasan, sebuah tradisi membaca karya sastra Jawa Kuno.

Apa Saja Peninggalan Kerajaan Bali?

Peninggalan kerajaan bali - Prasasti Blanjong

Prasasti Blanjong. Source: id.wikipedia.org

Kerajaan Bali dikenal sebagai kerajaan yang menghargai sastra. Sejak abad ke-16, masyarakat mulai menciptakan karya sastra yang terinspirasi dari cerita Jawa Kuno seperti Ramayana dan Mahabharata. 

Beberapa objek wisata di Bali yang bisa kamu kunjungi saat ini juga erat kaitannya dengan Kerajaan Bali, lho! Misalnya, pura-pura berikut ini:

  • Pura Tirta Empul di Tampaksiring
  • Pura Besakih di sekitar lereng Gunung Agung
  • Pura Penegil Dharma di Buleleng
  • Pura Gunung Panulisan di Denpasar

Selain itu, ada pula beberapa prasasti, seperti:

  • Prasasti Blanjong (913 M) dengan isi pemberian nama lain bagi Pulau Bali, yaitu Walidwipa.
  • Prasasti Panglapuan (914 M) dengan isi badan penasihat kerajaan, para pendeta dari Hindu maupun Buddha.
  • Prasasti Gunung Panulisan yang dijadikan sebagai batu sembahyang bagi umat Hindu.

Sementara itu, candi yang diketahui merupakan peninggalan Kerajaan Bali antara lain:

  • Candi Padas di Tampaksiring
  • Candi Mengening di tepi Sungai Pakerisan
  • Candi Wasan di Gianyar

Wah, enggak nyangka ya, sesuatu yang dibangun berabad-abad lalu masih bisa kita kunjungi sebagai tempat wisata saat ini! Apakah sesuatu yang kita bangun saat ini bisa dinikmati hingga berabad-abad ke depan nantinya? Semoga kamu bisa tercatat jadi tokoh berpengaruh suatu hari nanti, ya! 

Supaya pengaruhnya positif, jangan lupa mengisi harimu dengan yang serba positif juga, misalnya belajar di Quipper Video! Kamu bisa pilih materi belajar apapun, dengan pilihan rangkuman, video ulasan dari para tutor, dan latihan soal. Yuk, gabung!

[spoiler title=SUMBER]

  • learn.quipper.com/
  • gurupendidikan.co.id/
  • historia.id/
  • warta.news/[/spoiler]

Penulis: Evita

Lainya untuk Anda